GridPop.ID - Kabar duka baru-baru ini datang dari pasangan artis Onadio Leonardo dan istrinya, Beby Prisillia.
Diketahui sang istri, Beby mengalami keguguran anak keduanya.
Terkait hal itu, istri Onad sapaan akrabnya ini menceritakan kronologi saat dirinya kehilangan calon buah hati keduanya itu.
Dilansir dari TribunSeleb, musibah itu berawal saat Beby Prisilia menyadari adanya flek yang keluar pada 27 Agustus 2021.
Padahal perempuan yang tahun ini genap 24 tahun tersebut tidak melakukan aktivitas berat yang berlebihan.
Saat diperiksa ke rumah sakit, sang dokter menyebut jika janin yang dikandung Beby memiliki kelainan.
"Ternyata kata dokter memang ada sesuatu yang salah di janin. Tidak berkembang, karena mungkin saat pembuatannya salah satu dari kami ada yang kelelahan," tulis Beby Prisillia di Instagram Story, dikutip Tribunnews, Sabtu (2/10/2021).
Setelahnya, Beby pun mengalami pendarahan luar biasa selama empat hari berturut-turut yang membuatnya panik dan khawatir.
"Keluar darah selama empat hari berturut-turut. Panik dong gue. Ya sudah 30 Agustus kembali cek ke dokter karena gue pendarahan yang agak lumayan," tuturnya.
Kejadian tersebut membuatnya kehilangan semangat hingga tak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
"Huaaa, gue pulang lemes banget di hari itu. Nggak bisa tidur, kepikiran, lemas, kepala pusing, males ngomong," kata Beby.
Keesokan harinya, Beby pun memutuskan untuk kembali ke rumah sakit dan ternyata sang janin sudah tak dapat di pertahankan.
"Dan tibalah tanggal 31 Agustus berangkat tuh gw kerumah sakit dengan lemes bangett mau pembersihan di rahim gw karena emamg engga ada harapan lagi," ungkap Beby.
Beruntung, dalam kondisi itu, ia memiliki suami dan keluarga yang selalu memberikan dukungan.
Ibu satu anak itu pun saat ini tengah menyibukkan diri bersama suaminya untuk melupakan kejadian pahit yang telah dialaminya itu.
"Gue benar-benar nyibukin diri bareng Onad biar lupa," tutup Beby.
Banyak kemudian yang bertanya-tanya, berapa lama seharusnya wanita bisa hamil kembali setelah mengalami keguguran.
Dikutip dari Kompas.com via laman Very Well Family, banyak dokter menyarankan pasien untuk menunggu tiga bulan sebelum mencoba hamil lagi.
Biasanya, wanita akan kembali mesntruasi dalam waktu empat hingga enam minggu setelah keguguran.
Siklus ini sudah langsung memungkinkan wanita untuk kembali bereproduksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masa tunggu enam bulan setelah keguguran.
Namun anjuran ini memiliki keterbatasan karena tidak membedakan apakah seseorang mengalami keguguran spontan atau aborsi elektif.
Untuk mengevaluasi validitas rekomendasi WHO, sebuah meta-analisis dari 16 studi menyelidiki keberhasilan kehamilan pada wanita setelah mengalami keguguran.
Temuan keseluruhan menunjukkan bahwa hamil lagi dalam waktu kurang dari enam bulan tidak terkait dengan hasil kehamilan yang buruk dan menunggu mungkin tidak perlu dilakukan karena tidak ada manfaat khusus.
Berdasarkan American College of Obstetricians and Gynaecologists, studi observasi kecil menunjukkan tidak ada manfaat untuk menunda pembuahan setelah keguguran.
"Tidak melakukan hubungan seksual selama satu hingga dua minggu setelah jaringan kehamilan lengkap umumnya dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi, tetapi ini bukan rekomendasi berbasis bukti."
Laman Mayo Clinic menyebutkan, mungkin tidak memberikan jeda terlalu lama jika baru satu kali mengalami keguguran.
Namun jika sudah mengalami dua atau lebih pengalaman buruk keguguran, segera konsultasi ke dokter untuk melakukan tes kesehatan.
Meski demikian, wanita yang lebih tua berisiko lebih tinggi mengalami keguguran berulang.
Oleh sebab itu, usia merupakan faktor penting untuk menentukan berapa lama kita sebaiknya menunggu sebelum hamil lagi.
Kemampuan wanita untuk hamil juga mulai menurun setelah usia 30 tahun, jadi mungkin perlu waktu lebih lama untuk kembali mengalami pembuahan.
Ada baiknya, konsultasi kepada dokter terkait kesiapan kita menjalani program kehamilan lagi setelah merasa siap secara emosional dan fisik.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Seleb |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar