"Aku bertanya kepada teman-temanku: 'Mengapa aku tidak bisa memiliki satu kesempatan lagi untuk melihat dia dan memeluknya?
Malam itu aku bermimpi bahwa aku bersamanya dan dia ingin berpelukan denganku - itu seperti satu kesempatan terakhirku untuk mewujudkan keinginanku. Tapi kemudian Seren membangunkanku dan kesempatan itu menghilang begitu saja.
Dia akan selalu ada di hati kita selamanya. Kami menyebutnya setiap hari karena dia bagian dari keluarga.
Aku akan selalu menjadi ibu dari tiga anak. Mereka akan tahu siapa saudara mereka - dia adalah pribadi yang baik," papar Chloe Picton.
Chloe terakhir kali berinteraksi dengan Ianto melalui FaceTime dua hari sebelum kematiannya saat dia tinggal di pertanian Guto selama seminggu.
"Dia berkata kepadaku: 'Aku merindukanmu, aku mencintaimu, aku akan segera pulang' dan aku berkata: 'Sampai jumpa pada hari Jumat'," kata Chloe
Senasib dengan Ianto, kejadian serupa juga pernah dialami oleh seorang anak TK bernama Marsha Aura Nafiza asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Dilansir dari Kompas.com, Marsha tewas usai tak sengaja tertabrak mobil yang dikendarai ayahnya sendiri di depan pintu gerbang sekolah pada Rabu (25/7/2018) silam.
"Dia tidak tahu bahwa putrinya itu masih ada di depan mobil tepat di depan pintu gerbang sekolah. Akhirnya putrinya terlindas. Nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit," kata Kapolsek Gedangan, Sidoarjo, Kompol Heri Siswoko saat dikonfirmasi, Jumat (27/7/2018).
GridPop.ID (*)
Komentar