“Endog-endogan ini masuk setelah Islam masuk ke wilayah Kerajaan Blambangan. Kenapa harus telur? Karena telur merupakan simbol dari sebuah kelahiran,” kata Suhailik kepada Kompas.com, Rabu (15/1/2014).
Telur jadi simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW. Uniknya, kembang menjadi simbol pemujaan pada zaman jahiliyah.
Dilaksanakan sebulan penuh
Tradisi ini tak hanya dilaksanakan serentak sekali saja pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Namun menurut Suhailik, tradisi ini biasanya dilaksanakan bertahap selama satu bulan penuh.
Pasalnya tradisi endog-endogan memang dilaksanakan di seluruh kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Terutama di wilayah-wilayah yang ditempati Suku Using, suku asli Banyuwangi.
“Hari ini bisa di kampung A, besok di kampung B. Pokoknya selama satu bulan penuh di Banyuwangi akan banyak pawai endog-endogan,” tutur dia.
Source | : | Kompas.com,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar