GridPop.ID - Apakah ibu-ibu di rumah pernah mengalami anak susah untuk makan sampai makanan tak pernah habis.
Ya, gangguan itu disebut Small Eater, yang mana merupakan salah satu gangguan makan yang sering terjadi pada anak.
Hal ini yang paling membuat para orangtua terutama ibu merasa resah bukan main.
Menurut dokter ahli spesialis anak, dr Yuliati Sp A, secara umum small eater diartikan dengan anak yang makan sedikit.
Gangguan ini biasanya terdeteksi saat anak masuk di usia makanan pendamping ASI (MPASI) yaitu 6 bulan hingga 3 tahun.
Karena selain ASI, pada usia tersebut anak dikenalkan makanan padat.
Walau begitu, anak tersebut tidak nampak sakit. Bahkan terlihat selalu sehat dan masih sering beraktivitas.
Melansir dari Tribunnews.com, hal ini dikarenakan small eater tidak disebabkan oleh gangguan lain bersifat organik atau fungsional.
"Sehat-sehat saja, bisa main," ungkapnya pada kanal YouTube Halo Awal Bros, dikutip Selasa (5/10/2021).
Hanya saja, jika terus dibiarkan maka gizi anak berkurang.
Penyebabnya, anak makan sedikit sehingga makin lama makin berkurang asupan gizinya. Pada kondisi ekstrim, anak bisa mengalami gizi buruk.
"Karena anak terlihat baik-baik saja, orangtua lupa akan kebutuhan kalori," katanya lagi.
Tidak hanya itu, menurut dr Yuliati, small eater bukan hanya berpengaruh pada perkembangan fisik saja. Tapi juga memengaruhi kondisi perkembangan otak pada anak.
Melansir dari Buku Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun (2017) karya Tiga Generasi, ada beberapa cara memperkenalkan makanan pada anak.
Tiga generasi merupakan tim rumah konsultasi anak yang terdiri dari 11 orang. Mereka adalah gabungan psikolog, dokter gigi, dokter spesialis anak, praktisi pendidikan, praktisi anak, hingga ahli teknologi.
Salah satu penulisnya yakni dr. Wiyarti Pambudi, Sp.A, IBCLC yang sehari-hari beraktivitas sebagai dosen Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara.
Ia juga aktif menjadi dokter anak di salah satu rumah sakit di DKI Jakarta. Oleh mereka, dijelaskan ada 7 cara mengatasi anak susah makan yang patut dicoba dilansir dari Kompas.com.
1. Orangtua jadi contoh
Para orangtua bisa menjajal untuk benar-benar riil memperlihatkan kepada bayi cara memakan makanan yang ingin diberikan.
Dengan begitu, anak diharapkan bisa mengetahui cara makan hingga tertarik untuk ikut melahap makanan.
2. Buat suasana menyenangkan
Aktivitas makan bisa diselingi dengan kegiatan bermain menggunakan mainan atau boneka yang pura-pura ikut memakan makanan yang ingin disuapkan kepada anak.
Hal ini bisa dilakukan untuk mencontohkan anak makan dan menciptakan susana senang sehingga nafsu makan anak meningkat.
3. Libatkan dalam menyiapkan makanan
Para orangtua bisa melibatkan anak untuk membeli atau ikut meletakkan bahan makanan bergizi pada makanannya.
Hal ini untuk menghindari kesan paksaan yang diberikan oleh orang tua. Tidak melulu harus bebas, anak bisa diarahkan juga untuk memilih makanan bergizi oleh orangtua.
4. Makanan bervariasi
Sediakan makanan bervariasi dari segi bahan, warna, dan olahan makananan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah anak bosan dengan makanan yang disajikan oleh orang tua.
5. Dipersilahkan cicip
Orangtua disarankan memberi kesempatan pada bayi untuk mencicipi sedikit atau sepotong makanan yang belum dikenalnya.
Hal ini diperlukan untuk menciptakan rasa penasaran anak terhadap makanan yang akan disajikan.
6. Bersikap sabar
Hindari paksaan terhadap bayi yang menolak makan. Orangtua sebaiknya bersikap sabar dan tidak memaksakan bayi menghabiskan makanannya.
Hal ini dirasa penting untuk dicoba agar anak menerima makanan dengan baik, bukan malah memuntahkannya.
Anak juga menjadi tidak trauma untuk makanan ketika orangtua bersikap sabar.
7. Berikan pujian atau pelukan
Berilah pujian atau pelukan ketika bayi mau mencoba atau memakan makanan yang disajikan kepadanya.
Hal ini dirasa juga perlu dilakukan agar anak merasa nyaman dan secara bertahap mulai melahab makanan yang disajikan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar