Dilansir dari laman kompas.com, Bagi masyarakat Surakarta (Solo) dan Yogyakarta, acara Sekaten merupakan sesuatu yang yang dinanti-nanti setiap tahunnya.
Sebab, Sekaten juga dimaknai sebagai sarana hiburan keluarga yang menunjukkan identitas kearifan lokal daerah setempat.
Namun, bagi masyarakat luar Surakarta dan Yogyakarta, banyak yang belum tahu mengenai makna Sekaten atau upacara apa saja yang dijalani.
Oleh sebab itu, banyak masyarakat luar Surakarta dan Yogyakarta yang datang untuk melihat prosesi selama Sekaten berlangsung.
Makna Sekaten
Menurut KRT Haji Handipaningrat dalam buku Perayaan Sekaten, kata Sekaten berakar dari kata dalam bahasa Arab, "Syahadatain" yang memiliki makna persaksian (syahadat).
Bagi masyarakat Muslim, syahadat dianggap penting sebab merupakan proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, kata itu mengalami perluasan makna dengan "Suhatain" yang bermakna menghentikan atau menghindari dua perkara, perbuatan buruk dan menyeleweng.
Makna ini kemudian berkembang lagi menjadi "Sakhatain" yang bermakna menghilangkan makna dua watak, hewan dan setan. Selain itu, ada juga "Sakhotain" yang berarti menanamkan dua perkara, yaitu memelihara budi suci dan budi luhur.
Setelah itu ada juga kata "Sekati" yang bermakna orang hidup harus bisa menimbang yang baik dan buruk. Dan yang terakhir "Sekat", adalah pembatas, untuk tidak berbuat jahat dan mengetahui batas-batas kebaikan dan kejahatan.
Akhirnya, makna Sekaten tak hanya sebatas hiburan dan prosesi upacara semata, melainkan mengandung makna kehidupan seperti di atas yang harus bisa diterapkan oleh setiap insan individu.
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar