"Konsepnya menyebar dari mulut ke mulut pelanggan," katanya kepada AFP, seraya menambahkan rekaman restoran unik itu dengan cepat menjadi viral di media sosial.
Ia berani membuka kafenya, mengingat peraturan pemerintah di sana sudah melonggarkan pembatasan dan memberikan izin buka bagi tiap-tiap restoran.
Titiporn menyadari di tengah pandemi ini, jika kafenya terus tutup maka ia bisa bangkrut.
"Kalau saya harus menutup restoran lagi, itu pasti tidak akan bertahan," ujarnya.
Ia pun harus bekerja ekstra saat membuka kafenya di tengah banjir seperti ini.
"Anda harus berjalan melalui air banjir sambil memegang makanan pelanggan," katanya, menambahkan bahwa staf juga harus mengepel lumpur setelah tutup.
Keputusan Titiporn untuk tetap membuka kafenya di tengah bajir ini pun menuai pujian dari beberapa pengunjungnya.
Source | : | Kompas.com,tribun video |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar