GridPop.ID - Seorang murid seharusnya selalu hadir di sekolah untuk menerima materi pelajaran.
Namun, beberapa waktu lalu, seorang murid mendadak bolos sekolah selama 4 tahun.
Tanpa kabar dan alasan yang jelas, gurunya pun penasaran dan memutuskan untuk mendatangi rumah sang murid.
Setelahnya, guru ini syom bukan main usai tahu kebenaran di baliknya.
Diberitakan oleh intisari online, peristiwa mengejutkan sekaligus mengerikan terjadi di Bucheon, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan.
Seorang bocah yang tidak datang ke sekolah selama 4 tahun lamanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di rumahnya.
Semua berawal dari guru bocah itu yang penasaran mengapa muridnya sangat lama tidak ada kabarnya.
Guru itu pun mendatangi rumah siswanya bersama polisi dan menemukan kenyataan mengerikan.
Melansir Eva.vn (13/8/2020), setelah sang guru pergi bersama polisi ke rumah siswa itu, dia menemukan mayat si bocah lelaki telah dimasukkan ke dalam lemari es.
Hilangnya bocah lelaki berusia 7 tahun itu berawal pada 27 April 2020.
Terakhir bocah malang itu terlihat yaitu saat ia pulang sekolah.
Tak ada kabar dari siswanya, sang guru mencoba menelpon ke orangtuanya. Sayangnya tak ada yang menjawab.
Sang guru bahkan sempat mendatangi rumah siswa tersebut, dan membunyikan bel, juga tak ada tanggapan.
Pencarian sang guru saat itu berhenti, karena beberapa saat kemudian, ibu dari anak laki-laki tersebut menelepon ke sekolah.
Sang ibu memberitahukan bahwa dia telah memutuskan untuk membiarkan anaknya belajar sendiri di rumah.
Pihak sekolah mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan informasi tersebut ke pusat kendali masyarakat tempat tinggal anak laki-laki tersebut untuk memastikan apakah benar anak tersebut ada di rumah, namun demikian tidak menerima balasan apa pun.
Sebenarnya peraturan negara tersebut mengharuskan semua sekolah dasar, menengah, maupun atas untuk memberitahukan orangtua jika siswa tidka masuk setidaknya selama 7 hari.
Sayangnya, penegakan aturan tersebut terlalu longgar, bahkan sering terjadi putus sekolah, sehingga pihak sekolah tidak memperhatikan lagi kasus ini.
Setelah peristiwa yang mungkin dianggap biasa itu terjadi, 4 tahun berikutnya baru kembali muncul kecurigaan.
Pasalnya, meski sempat diakui orangtuanya bahwa sang anak belajar di rumah, namun tidak ada yang pernah melihat bocah 7 tahun itu lagi.
Maka, karena meyakini bahwa ada sesuatu yang disembunyikan, pada Januari 2016, sang guru memutuskan untuk pergi ke rumah anak laki-laki tersebut bersama polisi untuk memeriksanya, tanpa diduga menemukan kebenaran yang mengerikan.
Ketika mereka memasuki rumah lalu melakukan penggeledahan, mereka segera mencium bau busuk yang berasal dari freezer.
Saat freezer itu dibuka, semua yang menyaksikannya pun kaget mengetahui bahwa ada bagian tubuh dari bocah yang telah hilang selama empat tahun terakhir itu.
Bocah itu dibunuh secara brutal dan diekskresikan, lalu tubuhnya disembunyikan di di lemari es.
Segera setelah itu, orangtua bocah itu, Choi dan Han, keduanya berusia 34 tahun, ditangkap dengan tuduhan pembunuhan.
Jasad bocah yang bernasib malang itu dikirim untuk pemeriksaan forensik, sementara Choi dan Han menyangkal semua kejahatan mereka.
Baru setelah itu kebenaran terungkap melalui kesaksian sang ibu.
Rupanya kemalangan yang menimpa bocah itu disebabkan hal sepele.
Pada hari pembunuhannya, sang ibu sedang bekerja, sementara bocah itu berada di rumah bersama sang ayah.
Sang ayah mendesak bocah itu untuk mandi, namun tidak patuh. Kemudian ia mendorong putranya ke dalam bak mandi.
Mendorong putranya terlalu keras, sang ayah pun membuat kepala bocah malang itu terbentur ke tembok dan hilang kesadaran.
Alih-alih membawa putranya ke rumah sakit, sang ayah justru membiarkan putranya mati dan menyembunyikannya di freezer.
Ayah kejam itu lalu menelpon istrinya untuk memberitahukan apa yang terjadi.
Sang istri, yang juga ibu bocah itu pun terkejut. Namun, dengan alasan bahwa dia pikir keluarga membutuhkan seorang pria untuk menangani segalanya, wanita itu pun menutupi perbuatan suaminya.
Pasangan Choi dan Han ditangkap pada 15 Januari 2016 dan menghadapi tuduhan pembunuhan, dengan sengaja menyembunyikan mayat.
Keduanya tak terhindar dari hukuman penjara.
Baca Juga: Jelang Maulid Nabi Muhammad Tahun 2021, Berikut Deretan Ucapan yang Bisa Dijadikan Referensi
Kejadian serupa ternyata juga terjadi di Indonesia.
Dilansir dari laman kompas.com, kasus pembunuhan ibu terhadap seorang anak berusia 8 tahun di Lebak, Banten juga menjadi pusat perhatian.
LH (26) seorang ibu yang tega membunuh anaknya mengaku kesal lantaran korban susah diajarkan saat belajar online.
Kepada penyidik, LH mengaku menganiaya korban hingga tewas.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu, di rumah kontrakan di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
Pengakuan ini mengungkap alasan pelaku LH dan suaminya IS (27) membunuh dan mengubur korban dengan pakaian lengkap di Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten.
"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Intisari Online,Eva.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar