Ia pun akan segera menyerahkan diri ke polisi dan mengakui perbuatannya.
"Saya memberikan obat tidur anak keduaku, saya akan pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan diri," bunyi surat itu.
Pada 9 mei 2017 silam, wanita tua ini pergi ke kantor polisi dan mengakui pembunuhan yang telah dilakukannya.
Bukannya geram, polisi yang mendengar pengakuan Huang justru hanya bisa menahan napas.
Terkuak bahwa anak kedua Huang ternyata lahir dengan kondisi cacat, rakhitis, dan tak bisa berbicara.
Selama beberapa dekade, Huang lah yang mengurus segala hal kecil hingga besar untuk sang putra.
Namun semakin hari kondisi putra keduanya memburuk.
Di usia 30 tahun, sang putra mengalami atrofi otot dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Putra sulung Huang yang gerah dengan kondisi sang adik sempat meminta ibunya untuk mengirim ke organisasi pemerintah.
Si sulung ingin kehidupannya dengan sang ibu berjalan normal.
Sebagai ibu, Huang menolak tegas saran dari putra sulungnya.
Huang takut kalau orang lain tak bisa merawat anaknya dengan tulus dan penuh perhatian.
Hingga akhirnya Huang rela merawat sang putra yang mengalami kelainan ini selama 15 tahun lamanya.
Namun ketika sang putra berusia 46 tahun, Huang mulai merasa tubuh dan pikirannya sangat lelah.
Source | : | soha.vn,tribunnewsmaker,Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar