Penyakit ini membuat adanya penumpukan cairan tak wajar pada perut Richielyn.
Para dokter mengambil cairan dari paru-parunya. Pasca operasi Richielyn harus dirawat di Rumah Sakit Metro Antipolo sekitar 2 minggu.
Baru beberapa hari setelah kepulangannya, Richielyn mengeluh sakit kepala hebat. Ia lalu dilarikan ke Rumah Sakit Parde Pio di daerah San Mateo.
Di sana Richielyn menjalani beberapa tes medis termasuk CT scan, dan hasil pemeriksaannnya membuat dokter terkejut karena otak Richielyn mengalami pembengkakan.
Melihat kondisi ini, pihak rumah sakit pun merujuk Richielyn ke rumah sakit yang lebih besar dikarenakan mereka tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menangani kasus Richielyn.
Saat dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, Richielyn diketahui menderita Meningitis TB dan hanya memiliki peluang hidup 30/70.
Jika Richielyn selamat dari penyakitnya, kondisinya tak akan sama seperti sedia kala.
Kondisi Richielyn terus menurun, ia menderita selama berminggu-minggu, sampai akhirnya koma.
Para dokter terus berupaya untuk menyembuhkan penyakit Richielyn dengan melakukan operasi untuk mengurangi cairan dan pembengkakan yang terjadi di otak Richielyn.
Operasi berjalan lancar, namun Richielyn menghembusakan napas terakhirnya beberapa hari pasca operasi, pada Selasa (3/12/2019).
Sebelum meninggal, Richielyn berpesan pada Ryan untuk menguburkannya di samping makam bayi mereka.
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar