"Ketika anak-anakku akan lahir, ada begitu banyak pertanyaan di benakku. Aku menyadari apa yang sedang terjadi, seperti kakak yang menemani dengan mengenggam tanganku. Tapi yang ada di pikiranku adalah bagaimana aku akan merawat anak-anak, siapa yang akan membantuku?" papar Halima Cisse.
Halima memang melahirkan tanpa didampingi suaminya yang saat itu berada di Mali dan tak isa ke Maroko karena terkendala penyakit.
Meski memiliki kesulitan ekonomi, Kader tetap optimis dengan masa depan mereka.
"Kami memang mengkhawatirkan banyak hal, tetapi kami selalu berpikir positif," ujar Kader Arby.
"Fokus kami adalah merawat anak-anak. Saat ini, kami mendedikasikan diri untuk pengasuhan mereka," tambahnya.
Studi yang dipublikasikan di jurnal kedokteran, Human Reproduction mengungkapkan bahwa angka kelahiran anak kembar di seluruh dunia terus meningkat setiap tahunnya.
Dikutip Kompas.com dari Medical Xpress, Senin (15/3/2021), tingkat kelahiran bayi kembar sejak tahun 1980-an utelah meningkat sepertiga dari 9 menjadi 12 per 1.000 kelahiran.
Artinya, ada sekitar 1,6 juta anak kembar lahir setiap tahun di seluruh dunia, dan satu dari setiap 42 bayi lahir adalah kembar.
Lantas, apa penyebab kelahiran bayi kembar meningkat?
Dalam studi ini menemukan, bahwa penyebab utama peningkatan kelahiran anak kembar adalah pertumbuhan dalam reproduksi yang dibantu secara medis atau medically assited reproduction (MAR).
Tidak hanya mencakup teknik in vitro fertilisation (IVF), tetapi juga metode sederhana, seperti stimulasi ovarium dan inseminasi buatan.
Penyebab lainnya dari peningkatan tersebut adalah keterlambatan dalam melahirkan yang diamati di banyak negara selama beberapa dekade terakhir, karena tingkat kelahiran kembar meningkat seiring dengan usia ibu.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar