GridPop.ID - Pernyataan bos Moderna, Stephane Bancel, dalam wawancara dengan Financial Times baru-baru ini tentu membuat masyarakat ketar ketir.
Bagaimana tidak, ia secara gamblang menyebut vaksin yang ada sekarang tidak cukup ampuh melawan Covid-19 varian Omicorn.
Meski hasil mengenai efektivitas vaksin melawan varian Omicorn baru tersedia dua pekan lagi, namun para peneliti sudah pesimis.
"Seluruh peneliti yang saya ajak berdiskusi, mereka semua mengatakan 'ini tidak akan menjadi hal baik'," kata Stephane Bancel dikutip dari AFP.
Bos Moderna itu memeringatkan hal ini setelah para menteri kesehatan anggota G7 melakukan pertemuan darurat.
Mereka membahas varian Omicron yang pertama terdeteksi di Afrika bagian selatan.
Pasalnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan risiko yang ditimbulkan Covid-19 varian Omicorn ini sangatlah tinggi.
Bancel menjelaskan, para peneliti khawatir karena 32 dari 50 mutasi dari varian Omicron ditemukan di protein mahkotanya.
Protein di mahkota tersebut biasanya dipakai para produsen vaksin untuk meningkatkan efektivitas melawan virus corona.
Bancel menuturkan, dia memprediksi bakal terdapat penurunan cukup besar dalam keampuhan vaksin melawan varian Omicorn.
Moderna sebelumnya sudah mengeklaim tengah mengembangkan vaksin yang spesifik menargetkan galur yang awalnya disebut varian Botswana ini.
Bancel mengatakan, pihaknya bisa saja mengirimkan sekitar dua sampai tiga miliar dosis pada tahun depan.
Namun dalam pandanganya, akan sangat berbahaya mengganti seluruh produk dengan vaksin spesifik varian Omicron, sementara varian lain masih berkeliaran.
GridPop.ID (*)
Source | : | AFP |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar