2. Kehamilan lewat waktu
Umumnya, kehamilan ditargetkan hingga usia 42 minggu.
Jika lebih dari itu, kehamilan dianggap lewat waktu. Plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya berkurang, yang dikhawatirkan akan menyebabkan janin kekurangan asupan nutrisi dan oksigen.
Selain itu, cairan ketuban akan menjadi kental dan hijau, yang jika terisap janin dan masuk ke paru-parunya, maka hal itu dapat menimbulkan keracunan, infeksi, hingga kematian.
3. Golongan darah janin tidak cocok dengan ibu
Kemungkinan lainnya, darah ibu tidak cocok dengan janin, seperti pada golongan darah A, B, dan O.
Janin bisa saja memiliki golongan darah A atau B, sementara ibunya bergolongan darah O, atau bisa juga sebaliknya.
Ketidakcocokan ini membuat nutrisi dan oksigen sulit masuk ke dalam janin, sementara darah ibu akan membuat zat antibodi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhenti.
4. Penyakit ibu dan infeksi
Gangguan penyakit pada ibu hamil juga bisa membuat pertumbuhan janin berhenti. Contoh: diabetes, jantung, hipertensi, dan gangguan kekurangan gizi.
Penyakit-penyakit ini akan mengurangi asupan nutrisi ke janin sehingga janin tidak dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu, infeksi bakteri ataupun virus juga akan membuat pertumbuhan janin terganggu, bahkan meninggal.
5. Kelainan genetik dan bawaan
Kelainan genetik, misalnya kelainan pada kromosom janin, dapat membuat pertumbuhan janin terhenti.
Penyebab lainnya, kelainan bawaan pada janin, misalnya jantung janin tak tumbuh sempurna, mengalami kebocoran, paru-paru tak bisa mengembang, atau kelainan lainnya yang dapat mengakibatkan kematian janin.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Sosok.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar