"Tapi tiap acara, dia diundang dan hadir bahkan posisinya sebagai tokoh agama.
Makanya pas tahu kasus itu, kita ketipunya di situ. Seolah-olah agamis padahal melakukan hal-hal yang dilarang.
Keluarganya yang tahu seperti membiarkan. Sebisa itu dia membungkus keburukannya dengan hal baik," katanya.
Tetangga lainnya, Elin (67), mengatakan ia bahkan sempat mengadakan acara di panti yatim piatu tersebut untuk syukuran cucu pertamanya.
Ia mengatakan sama sekali tidak tampak hal-hal mencurigakan karena Herry terbilang tertutup di masyarakat.
Namun pandangan para tetangga berubah ketika kelakuan bejat Herry Wirawan diungkap polisi.
"Semuanya berubah sejak bus polisi mengangkut anak-anak di panti itu. Warga saling bicara, tidak menyangka kalau dia bisa berbuat seperti itu. Memang setiap orang punya sisi gelap, tapi tidak segelap itu," kata Elin yang juga relawan sosial tersebut.
Petugas keamanan di kompleks tersebut, Hendar, mengatakan penangkapan Herry dilakukan beberapa bulan lalu.
Anak-anak yang ada di panti yatim piatu tersebut dibawa pihak kepolisian.
Source | : | TribunTimur,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar