GridPop.ID - Nama Herry Wirawan (HW), yang dikenal sebagai ustaz dan guru pesantren di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung mendadak menjadi sorotan.
Bukan karena aksi baiknya, HW disorot karena kelakuan bejatnya kepada para santriwati.
Ya, HW diketahui memperkosa 12 santriwati.
Dilansir dari laman tribuntimur.com, perbuatan bejat itu telah berlangsung selama lima tahun sejak 2016 hingga 2021 dan dilakukan pelaku di pesantren, apartemen, dan hotel di Bandung.
Bahkan dari 12 korban yang diperkosa diketahui ada 4 sangtriwati yang hamil dan melahirkan bayinya.
Kasus pemerkosaan biadab ini tengah dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Bandung.
Bau bangkai yang ditutupi akhirnya tercium, semua perlakuan buruk HW akhirnya terbongkar.
Bahkan, tetangga ngaku ketipu karena tingkah laku Herry Wirawan yang selalu bersikap baik dan agamis di kompleks tempat tinggalnya.
Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, Warga Kompleks Sinergi Antapani, Kota Bandung itu tidak menyangka, bangunan panti yatim piatu yang satu kompleks dengan rumah mereka itu menjadi tempat Herry Wirawan melampiaskan nafsu bejatnya kepada belasan santri.
Diakui para tetangga, Herry Wirawan ini dikenal sebagai sosok yang agamis dan sangat peduli dengan pendidikan anak.
Hal itu lantaran Herry Wirawan mendirikan panti khusus anak-anak yatim piatu di lokasi tersebut.
Bahkan Herry beberapa kali dipercaya untuk sejumlah kegiatan keagamaan, seperti kurban saat Idul Adha atau menjadi guru mengaji.
Warga setempat, Rizal (42), mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari gerak-gerik Herry Wirawan.
Kata Rizal, Herry Wirawan mendirikan panti yatim piatu di sebuah bangunan rumah yang disewanya di kompleks tersebut, sejak 2016.
Warga kemudian tidak bisa menolaknya dengan alasan kemanusiaan.
"Saat yang dilakukan adalah kegiatan sosial plus keagamaan seperti panti yatim itu, warga tidak bisa menolak karena akan terjadi isu SARA nantinya. Tapi memang selama beroperasi, tidak ada hal-hal mencurigakan yang tampak," kata Rizal dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJabar, Jumat (10/12/2021).
Rizal mengatakan keluarga Herry pun aktif di panti yatim piatu tersebut.
Namun di luar kegiatan bersama masyarakat, kata Rizal, Herry Wirawan dan keluarganya cenderung sangat tertutup.
Keluarga pelaku juga disebutkan jarang berinteraksi dengan tetangga.
Maka dari itu, ketika mengetahui aksi keji Herry Wirawan, tetangga pun mengaku kaget dan merasa tertip.
"Tapi tiap acara, dia diundang dan hadir bahkan posisinya sebagai tokoh agama.
Makanya pas tahu kasus itu, kita ketipunya di situ. Seolah-olah agamis padahal melakukan hal-hal yang dilarang.
Keluarganya yang tahu seperti membiarkan. Sebisa itu dia membungkus keburukannya dengan hal baik," katanya.
Tetangga lainnya, Elin (67), mengatakan ia bahkan sempat mengadakan acara di panti yatim piatu tersebut untuk syukuran cucu pertamanya.
Ia mengatakan sama sekali tidak tampak hal-hal mencurigakan karena Herry terbilang tertutup di masyarakat.
Namun pandangan para tetangga berubah ketika kelakuan bejat Herry Wirawan diungkap polisi.
"Semuanya berubah sejak bus polisi mengangkut anak-anak di panti itu. Warga saling bicara, tidak menyangka kalau dia bisa berbuat seperti itu. Memang setiap orang punya sisi gelap, tapi tidak segelap itu," kata Elin yang juga relawan sosial tersebut.
Petugas keamanan di kompleks tersebut, Hendar, mengatakan penangkapan Herry dilakukan beberapa bulan lalu.
Anak-anak yang ada di panti yatim piatu tersebut dibawa pihak kepolisian.
Kemudian, rumah yang dijadikan panti yatim piatu tersebut ditutup dan disegel polisi.
Ia pun menceritakan, kegiatan di panti yatim tersebut tampak normal dari luar.
Pada waktu-waktu tertentu, katanya, anak-anak mengaji di lantai utama rumah tersebut.
Akan tetapi, Hendar mengaku sempat curiga, lantaran di panti yatim piatu itu santrinya semuanya perempuan.
"Warga juga sempat heran, kok yang di panti yatim itu perempuan semua, tidak ada laki-lakinya. Ya, laki-lakinya Herry saja. Apa boleh begitu secara agama atau bagaimana, warga percaya saja," katanya.
Tak hanya itu, para santriwati di panti tersebut pun tidak diperbolehkan keluar rumah.
Padahal di sekitarnya banyak anak-anak tetangga.
"Anak-anak yang ada di situ usia SD dan SMP. Masih bisa bermain di luar padahal. Ini kalau mereka keluar untuk belanja saja, harus diantar Herry. Mereka dilarang bicara sama tetangga. Ada sekitar 15 sampai 20 anak di situ yang tinggal, semuanya perempuan," katanya.
Sejak beroperasi 2016, katanya, anak yang sudah dewasa dipindahkan ke pesantren yang dikelola Herry di Cibiru.
Warga menganggap pemindahan tersebut berkaitan dengan kenaikan kelas seperti di dunia pendidikan.
"Tadinya dipindahnya ke Al Ikhlas di Antapani juga, cuma tempatnya katanya kekecilan, lalu pindah ke Cibiru. Jadi yang dikelolanya cuma di panti yatim ini dan pesantren di Cibiru," katanya.
GridPop.ID (*)
Source | : | TribunTimur,tribunnewsbogor |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar