GridPop.ID - Kasus pencabulan terhadap anak masih marak terjadi.
Baru-baru ini, bocah 11 tahun menjadi korban pencabulan tetangganya.
Tak hanya itu, pengakuan korban soal pelecehan seksual pelaku pun membuat orang tua murka.
Dilansir dari laman tribunjakarta.com, bocah 11 tahun berinsial S di Kota Bekasi diduga menjadi korban pencabulan tetangga bermodus ajakan traktir makan kepiting.
Orangtua korban, DN (34) mengatakan, aksi pencabulan terungkap setelah putrinya memberanikan diri bercerita atas kejadian yang ia terima.
"Baru cerita kemarin Senin (20/12/2021) malam, sebelumnya anak saya sempat cerita-cerita juga ke neneknya," kata DN di Polres Metro Bekasi Kota, Rabu (22/12/2021).
Pelaku, lanjut DN, memang kerap mengumpulkan anak-anak di tempat tinggalnya. Latar belakangnya merupakan penjaga warung.
"Dia (pelaku) memang sering ngumpulin anak-anak, saya enggak pernah curiga karena tetangga sendiri," ucapnya.
Berdasarkan pengakuan korban, aksi pencabulan dilakukan dengan cara mengendong serta meraba dan memasukan jari ke bagian vital korban.
Selain itu, pelaku juga kerap mengiming-imingi korban untuk ditraktir makan kepiting dan kerang agar mau main ke rumahnya. Pelaku juga mengancam korban.
"Pelaku sering bilang, nanti dikasih uang Rp2 ribu, sama dijanjiin beli kepiting sama kerang. Terus, (katanya) setelah 'digituin', nanti saya beliin kepiting sama kerang, awas jangan ngadu," terangnya.
Usai kejadian tersebut, pihak orangtua korban langsung melapor ke Polres Metro Bekasi Kota.
Visum pada bagian kemaluan S juga sudah dilakukan sebagai alat bukti perkara.
"Ya dari hasil visum rumah sakit dan saya lihat hasil (dari foto) betul ada luka dikelamin anak saya atas apa yang dilakukan oleh pelaku," ujarnya.
Adapun pelaku A sudah diamankan pihak kepolisian, tapi sejauh ini proses penyidikan masih berlangsung guna mengungkap kasus dugaan pencabulan tersebut.
Sementara itu, mengutip dari laman kompas.com, melihat kondisi ini, Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si. angkat bicara.
Kasus-kasus pelecehan seksual pada anak marak terjadi, dan menurutnya ini adalah hal yang menyedihkan.
Nina, demikian psikolog anak ini biasa disapa, mengatakan bahwa norma-norma yang berkembang di masyarakat sering kali merugikan bagi perempuan atau anak, yang pada akhirnya banyak pelecehan seksual terjadi dan menimpa mereka.
"Karena posisi perempuan dianggap di bawah laki-laki, secara gender (dianggap) tidak setara. Sering juga ada anggapan di masyarakat bahwa murid itu harus menurut apa pun yang dikatakan guru," kata Nina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/12/2021).
Norma-norma yang menempatkan murid harus selalu menurut perkataan dan perintah guru, yang kemudian disalahgunakan, kata Nina, pada akhirnya menyebabkan kasus-kasus seperti pelecehan seksual, yang beberapa di antaranya telah terungkap.
"Norma di masyarakat bisa berbeda-beda. Cuma, norma itu akan sangat tidak menguntungkan jika ada guru-guru yang menyalahgunakannya," ungkap Nina.
Oleh karenanya, Nina mengingatkan akan pentingnya pendidikan seksual bagi anak untuk membekali anak dari kejahatan seksual yang bisa menimpanya.
"Salah satu pendidikan paling efektif yang paling dibutuhkan (agar anak bisa melindungi dirinya dari pelecehan maupun kekerasan seksual) adalah pendidikan seksualitas," jelas Nina.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar