Berdasarkan kronologi kejadian, hubungan asmara yang dijalani gadis 14 tahun itu termasuk ke dalam hubungan beracun atau toxic relationship.
Dilansir oleh kompas.com dari laman time, ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California AS, Dr Lillian Glass, kali pertama memperkenalkan istilah "toxic" lewat bukunya bertajuk Toxic People pada 1995.
Ia menyebut toxic relationship artinya hubungan yang bersifat merusak karena konflik, tidak saling mendukung, muncul persaingan, sampai hilangnya rasa hormat dan kekompakan.
Glass tidak memungkiri bahwa setiap hubungan niscaya mengalami pasang surut. Namun, pasang surutnya hubungan tersebut berbeda dari toxic relationship.
Hubungan dikatakan toksik apabila sisi negatifnya berkepanjangan sampai menguras energi.
Menurut Glass, penyebab toxic relationship bisa beragam, tergantung latar belakang dan kondisi seseorang.
Perilaku toksik bisa dilatari masalah kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau trauma.
Hubungan beracun juga bisa timbul karena ketimpangan kepribadian pasangan.
Misal, orang yang berwatak keras dan suka mengontrol berhadapan dengan orang tipe suka mengalah.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar