GridPop.ID - Petugas hotel syok bukan main setelah menemukan jasad seorang kakek tua di dalam kamar hotel.
Mirisnya, jasad kakek 68 tahun itu dalam kondisi telanjang bulat tanpa busana.
Diketahui, pihak hotel mencatat kedatangan si kakek bersama seorang wanita.
Dilansir dari laman tribunjakarta.com, jasad kakek tua tersebut ditemukan di kamar 235 Hotel Mahkota Getas Pejaten.
Kali pertama jenazah ditemukan oleh petugas jaga hotel bernama Sugeng pada Selasa (18/1/2022) skeitar pukul 10.00 WIB.
Saat itu Sugeng sengaja membuka kamar 235 karena jam sewanya sudah habis.
Setelah dibuka, ternyata terdapat jenazah pria tergeletak tanpa mengenakan busana.
"Saya buka kamar karena jamnya sudah habis. Mau mengingatkan," kata Sugeng.
Mendapati temuan tersebut , Sugeng pun langsung melaporkannya ke Polsek Jati.
Menurut pengakuan Sugeng, pria yang ditemukan tak benyawa itu sebelumnya masuk hotel sehari yang lalu sekitar pukul 10.00 WIB.
Kakek tersebut ditemani oleh seorang wanita.
Namun tidak sampai dua jam, sekira pukul 11.30 WIB, si wanita keluar dan tidak pernah kembali.
"Perempuan tersebut keluar saat siang hari. Katanya may cari makan, tapi tidak balik lagi," tandas Sugeng.
Sementara, Kapolsek Jati, AKP Deni Dwi Noviandi, memastikan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di jasad jenazah.
Hal itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Inafis berikut tim dokter.
Kemudian, kata dia, kali pertama ditemukan jenazah dalam keadaan telanjang dan kaku.
Diperkirakan sudah sejak kemarin kakek tersebut meregang nyawa.
"Posisi korban miring. Mulut keluar darah sama telinga. Ini disimpulkan dokter dan Inafis Polres tidak ada penganiayaan," tandas dia.
Di sekitar jenazah, kata Deni, tidak ada temuan mencurigakan.
Ada beberapa pakaian yang diduga dikenakan sebelumnya dan puntung rokok.
"Jenazah tidak mengenakan pakaian sama sekali. Jadi posisi masih telanjang. Baju, kaus, celana, ataupun celana dalam terlepas semua," kata dia.
Deni juga menyebutkan, pihaknya tengah memburu wanita yang sempat bersama korban.
"Untuk sementara dari pihak Tim Reskrim Polsek Jati berusaha mencari perempuan yang bersama korban," tandas dia.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Ngembal Kulon, dr Kamal Ahmad Efendi, yang turut serta melakukan pemeriksaan terhadap jenazah mengatakan, saat ditemukan jenazah diperkirakan sudah meninggal lebih dari 20 jam.
"Keluar cairan darah dari rongga mulut. Kematian yang bersangkutan lebih dari 20 jam. Antara 20 sampai 24 jam," kata dia.
Diduga ada obat kuat yang dikonsumsi si kakek sebelum masuk kamarnya bersama seorang wanita.
Namun, karena tidak deitemukan sisa atau bungkusnya, Kamal menduga obat kuat diminum sebelum ke hotel.
"Kemungkinan iya (mengonsumsi obat kuat). Tapi itu tidak dikonsumsi di dalam hotel."
"Mungkin sebelum masuk. Tidak ada kami temukan baik bungkus maupun wujud obat di dalam kamar," katanya.
Sementara, yang ditemukan di sekitar jenazah adalah bungkus kondom.
Dengan melihat dugaan dan petunjuk yang ada, Kamal menduga penyebab meninggalnya korban adalah karena serangan jantung.
"Kalau kita lihat identitasnya 68 tahun kemungkinan yang bersangkutan mengalami serangan jantung," kata dia.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, risiko kematian seringkali membayangi pria yang mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan gairah seks.
Spesialis andrologi, dr Setiawan Nugraha Sp.And tak menampik bila ada beberapa temuan kasus akibat mengonsumsi obat yang disebut bisa meningkatkan gairah seksual.
"Sebetulnya dulu kasus yang banyak ditemukan adalah obat erectogenical seperti viagra dan sebagainya. Yang membuat orang mati, (itu) karena mereka tidak tahu kontra indikasinya atau siapa yang boleh minum itu," kata Setiawan saat peluncuran Sutra Perkasa di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2017).
Dia menjelaskan saat ereksi, pembuluh darah akan melebar, sehingga tekanan darah akan menurun alias rendah.
Karena kondisi itu, obat erektogenik dianggap tidak cocok dikonsumsi oleh orang yang dalam kondisi tekanan darah rendah.
Selain itu, orang yang tengah mengonsumsi obat pembuluh darah juga dilarang.
"Misalnya jantung koroner kan dikasih obat biar lebar pembuluh darahnya. Kalau lebar, tensinya kan turun. (Konsumsi erektogenik) makin turun, ya benar aja amblas. Tapi kalau tensi kamu tinggi, normal, ya enggak apa-apa, asal sesuai dosis yang tertera," ujar Setiawan.
Selain itu, menggunakan obat kuat sembarangan jika tidak diperlukan dan tanpa konsultasi dokter lebih dulu dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar