GridPop.ID - Media sosial dihebohkan dengan sebuah video aksi kekerasan seorang guru terhadap siswanya.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Surabaya, Sabtu (29/1/2022).
Dalam video yang beredar tampak dua orang siswa sedang berdiri di depan kelas.
Tiba-tiba oknum guru berdiri sambil berucap kata-kata kasar lalu tangan kanannya memukul kepala siswa.
Bahkan kepala siswa tersebut sampai dibenturkan ke papan tulis di belakangnya.
Dilansir oleh Tribun Solo dari Kompas.com, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh buka suara.
Ia membenarkan soal video kekerasan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa peristiwa kekerasan itu menimpa salah satu siswa di SMP Negeri 49 Kota Surabaya.
Menurutnya, hal itu terjadi karena belum adanya pemahaman guru terhadap karakter siswa saat PTM 100 persen berlangsung.
"Iya memang benar (terjadi). Saya mohon maaf atas nama Dinas Pendidikan kepada warga Kota Surabaya. Untuk kronologi kejadian ini masih kita dalami, karena di media sosial sudah tersebar berita itu," dikutip dari Kompas.com, Sabtu.
Buntut dari aksi kekerasan tersebut, Yusuf meminta setiap guru untuk memiliki strategi yang tepat dalam memberikan pembelajaran kepada anak didiknya.
Tujuannya agar bisa membantu dan menjaga proses pembelajaran akademik siswa.
"Karena kemampuan dan kompetensi anak tidak sama. Kita boleh mengarahkan anak, tapi harus diingat batasan edukasinya di mana, harapannya tidak ada sentuhan fisik tapi harus menggunakan logika rasional," terangnya.
Rupanya oknum guru tersebut berstatus sebagai salah satu guru PNS di Kota Surabaya.
Terkait sanksi, pihaknya akan mengikuti peraturan yang berlaku.
"Iya betul guru olahraga, terkait sanksi kita sesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Hal ini menjadi pembelajaran, bahwa kita ini adalah figur, saya inginnya guru itu punya kenangan yang bagus bagi siswa," ungkapnya.
Untuk memberikan rasa aman pada korban, Yusuf langsung mengunjungi rumah korban yang berlokasi di Jalan Kutisari Utara 3 Kelurahan Kutisari.
Ia juga memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
"Kami bersama psikolog untuk memberikan pendampingan kepada korban, agar anak merasa aman di sekolah.
Jadi saya menjamin anak-anak ini aman di sekolah, aman dari paparan Covid-19, dan aman dari guru dan teman-teman yang ada di sekolah," paparnya.
Terpisah, Ali Muhjayin selaku orang tua korban mengaku lega karena telah mendapat jaminan keamanan untuk anaknya saat bersekolah nanti.
"Iya, Alhamdulillah ada pendamping dari psikolog juga untuk menetralisir kondisi anak kami. Matur nuwun (terima kasih) juga atas jaminannya, terima kasih untuk perhatiannya," bebernya.
Sebagai informasi, dilansir dari Kompas.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen bagi PAUD, TK, SD dan SMP pada Senin (10/1/2022).
PTM di minggu pertama ini dibagi ke dalam dua sif, sif pertama 50 persen dan sif kedua 50 persen, menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
Keputusan ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dan juga atas perintah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Jadi, di tahap awal ini mekanismenya 50 persen sif pertama dan 50 persen sif kedua, jadi tetap 100 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh saat jumpa pers di kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya, Kamis (6/1/2022).
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar