"Secara normatif, penggunaan HP yang sedang dicharge tidak direkomendasikan karena membahayakan pengguna, terutama akibat terjadinya potensi arus bocor yang dapat membahayakan si pengguna," kata dia.
Adapun Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung, Syarif Hidayat juga tak membenarkan teori air minum sebagai penghantar listrik.
Memang keringat manusia bisa memengaruhi dampak sengatan listrik, namun beda halnya dengan air yang sedang diminum.
"Tidak ada (pengaruhnya).
Jadi air minum itu tidak bersifat menyimpan muatan listrik," ujar Syarif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/2/2022).
Lebih lanjut, Syarif berujar bahwa tegangan listrik DC yang dianggap aman untuk tubuh yakni normalnya sekitar 50 volt.
"Oleh karena itu instalasi lama yang membutuhkan listirk DC umumnya dibatasi sampai 48 volt. Jadi kalau kita kepegang 48 volt itu tidak membahayakan.
Lalu listrik AC itu padanannya yang dianggap aman itu sampai 40 volt kira-kira," tutur Syarif saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/2/2022).
Jadi seberapa besar arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh lah yang membahayakan, bukan seberapa besar tegangan listrik.
Menurut perkiraanya, tubuh manusia memiliki tahanan dari ujung tangan ke ujung kaki kira-kira 3.000 Ohm.
Sehingga, ketika tegangan sekitar 40 volt AC, dibagi 3.000 Ohm maka hanya akan menghasilkan arus listrik sekian miliampere.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar