GridPop.ID - Muslim Indonesia resmi menjalankan ibadah puasa Ramadhan pada Minggu, 3 April 2022.
Meski sudah ada yang memulai puasa pada 2 April 2022, pemerintah meminta umat muslim tetap khusyuk dalam beribadah.
Dilansir dari laman tribunramadan.com, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan, 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022.
Keputusan ini didapat setelah Kemenag menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadhan 1443 H pada Jumat (1/4/2022) hari ini.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, hilal tidak terlihat di 101 lokasi pemantauan.
"1 Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Ahad, 3 April 2022," ujarnya.
Ramadhan Indonesia bisa dijalankan umat muslim dengan bahagia, namun tidak bagi umat Muslim di Ukraina.
Dilansir dari laman kompas.com, muslim di Ukraina menghadapi Ramadhan yang sulit tahun ini.
Perang dengan Rusia di negara itu terus berkecamuk, namun banyak yang berencana menggunakan musim amal untuk mengumpulkan uang guna mendukung mereka yang membutuhkan.
“Kami harus menyesuaikan semuanya,” kata Niyara Nimatova, seorang Tatar Crimea dan ketua Liga Muslim Ukraina, dilansir Al Jazeera.
Pada hari pertama bulan puasa, dia berencana menyiapkan makan malam berbuka puasa dengan sekelompok keluarga pengungsi yang tinggal bersamanya di Islamic Center di Chernivtsi.
“Banyak Muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan dukungan,” kata Nimatova melalui telepon dari kota Ukraina barat, tempat dia dipindahkan dari provinsi tenggara Zaporizhzhia, yang sebagiannya berada di bawah kendali Rusia.
Lima minggu setelah Rusia menginvasi Ukraina, lebih dari 10 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk sekitar empat juta orang yang melarikan diri ke luar negeri, menurut PBB.
Umat Muslim membentuk sekitar satu persen dari populasi Ukraina, yang mayoritas beragama Kristen Ortodoks Ukraina.
Sebelum perang, Ukraina adalah rumah bagi lebih dari 20.000 warga negara Turki, serta sejumlah orang Turki, terutama Tatar Crimea.
Persiapan untuk Ramadhan tahun ini pun sulit dan emosional karena bom jatuh di negara itu dan jam malam diberlakukan, membatasi pergerakan di malam ketika keluarga berkumpul untuk berbuka puasa.
Tergusur oleh perang, banyak juga yang jauh dari rumah dan jaringan dukungan komunitas dan teman-teman.
Namun, mereka bertekad untuk memanfaatkan periode perayaan dengan sebaik-baiknya.
“Kita harus siap melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pengampunan Tuhan, berdoa untuk keluarga kita, jiwa kita, negara kita, Ukraina,” kata Nimatova, yang suaminya, Muhammet Mamutov, adalah seorang imam.
Sementara itu Isa Celebi, seorang penjual gorden Turki yang telah tinggal di Ukraina sejak 2010, mengatakan Ramadhan tahun ini akan membuat banyak orang jauh dari rumah mereka.
Dia menyebut beberapa “bahkan tinggal di mobil mereka”.
Tak hanya itu, Isa Celebi juga menyebut mereka berjuang bertahan hidup hingga saling berbagi roti selama Ramadhan.
“Kami selalu membuka rumah kami untuk orang-orang selama Ramadhan atau perang. Kami akan membagi roti kami,” katanya, seraya menambahkan bahwa stok beberapa makanan rendah sementara harga meningkat.
“Perang sangat mempengaruhi kami dan kami berjuang untuk bertahan hidup. Bisnis saya telah sepenuhnya berhenti. Tapi saya percaya kita akan melihat akhir, mungkin dalam satu tahun, mungkin dua, tetapi hari-hari baik akan kembali. Itu sebabnya saya tidak akan meninggalkan negara ini,” ujarnya.
Pada awal perang, Celebi membantu mengevakuasi 400 orang Turki, Muslim, dan Ukraina dari kota kelahirannya Vinnytsia, Ukraina barat, ke luar negeri.
Sekarang, dia membantu 1.000 anak yatim yang tinggal di dekat Biara Kenaikan Suci Chernivtsi, Banchenskyy.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunramadan |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar