GridPop.ID - Pada 2018 silam, dunia internasional digemparkan dengan sebuah pengumuman dari pemerintah Sri Lanka.
Kala itu, pemerintah Sri Lanka mengumumkan adanya pembukaan lowongan kerja melalui sebuah iklan di koran.
Namun bukan sembarang pekerjaa, mereka membuka lowongan kerja sebagai algojo hukuman mati.
Dilansir Tribun Jateng dari Daily Mirror, Kamis (7/3/2019), Presiden Maithripala Sirisena mengatakan dia ingin mencanangkan kembali hukuman gantung yang sempat dibekukan selama beberapa dekade.
Dalam iklan di koran, pemerintah mewajibkan calon algojo harus mempunyai karakter moral yang bagus dan kekuatan mental yang mumpuni.
Pasalnya, algojo terakhir Sri Lanka dilaporkan mengundurkan diri tanpa mengeksekusi satu orang pun diduga karena stres saat melihat tiang gantungan untuk pertama kalinya.
Nantinya, pelamar yang lolos sebagai algojo hukuman mati itu bakal mendapat gaji 36.310 rupee atau sekitar Rp 2,8 juta per bulan dan menjadi gaji tertinggi di pemerintahan.
Tak kalah dari Sri Lanka, algojo yang dipekerjakan oleh kelompok teroris ISIS juga sempat menyedot perhatian publik dengan bayarannya yang fantastis.
Bahkan dilansir Intisari Online dari DailyStar pada Jumat (30/8/2019) lalu, sosok 'pejuang' ISIS yang diduga menjadi algojo berjuluk 'algojo Raqqa' pemenggal lebih dari 100 kepala manusia kini terkuak.
Selama melakukan pemenggalan dia mengaku telah mendapatkan komisi hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp 172 juta.
Menurut keterangan Het Laatste Nieuws, Haddouchi ditangkap ketika bersama istrinya Julie Maes oleh pasukan milisi Kurdi di Suriah.
Pasangan itu ditangkap, setelah pertempuran untuk kubu ISIS terakhir di Baghouz.
Het Laastste mengatakan belum diketahui apakah Haddouchi akan diadili di Suriah, Belgia, atau Prancis karena diduga terlibat dalam serangan di Brussels dan Prancis.
Jika kemungkinan diadili di Irak, tersangka mungkin akan mendapatkan hukuman mati.
Pria 35 tahun itu, berbasis di Birmingham Inggris sampai 4 tahun sebelum pindah ke Suriah dan berperan sebagai algojo ISIS.
Selama karirnya sebagai algojo dia telah memenggal lebih dari 100 kepala di alun-alun pasar pusat kota di Raqqa.
Menurut BBC, Haddouchi dan istrinya bergabung dengan ISIS pada September 2014.
Setelah mereka meninggalkan Birmingham, pasangan itu meninggalkan kredit pajak di perumahannya di Birmingham.
Rumah itu kemudian diserahkan kepada Mohamed Abrini dari Belgia-Maroko.
Abrini sendiri juga salah satu kelompok teror di mana dia terlibat dalam serangan Paris 2015 yang menewaskan 130 orang.
Sejauh ini, algojo Haddouchi telah dipenjara selama tiga tahun karena membantu aksi terorisme.
Haddouchi kemungkinan akan menghadapi dakwaan di Belgia, setelah para penyelidik mengkalim dia adalah bagian dari sel ISIS di Brussels yang merencanakan bom bunuh diri 2016 silam.
GridPop.ID (*)
Source | : | Intisari Online,Tribun Jateng |
Penulis | : | Sintia N |
Editor | : | Sintia N |
Komentar