Setelah berubah menjadi pria, Sinead justru merasa beban mentalnya makin bertambah.
"Setelah melalui masa transisi, aku masih membenci diriku," ucap Sinead.
Hingga akhirnya Sinead mengalami depresi dan membuatnya berhenti kuliah dua bulan sebelum ujian kelulusan.
Suatu hari dirinya menemukan kelompok wanita yang senasib dengannya.
Mereka lah yang membuat Sinead bangkit dari keterpurukannya.
Dia kemudian mengambil keputusan besar yakni kembali ke kodratnya sebagai wanita.
Saat bertransisi kembali menjadi wanita, Sinead mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekatnya, termasuk kekasihnya.
Sang kekasih adalah seorang pria 28 tahun yang mau menerima Sinead apa adanya meski payudara dan rahimnya sudah diangkat.
Sinead menegaskan bahwa kisahnya ini tak bertujuan untuk menyudutkan kaum transgender.
Dia hanya berharap kisah hidupnya dapat menginspirasi para wanita untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan,apalagi berhubungan dengan masalah gender.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Daily Mail,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar