"Lalu saya balas chat-nya, 'ayo ke polsek terdekat saja. Selamat Anda terlacak dan masuk Daftar Pencarian Orang'. Eh enggak dibalas. Dia takut, di-cancel sendiri ordernya. Itu tadi order transportasi bukan food," lanjut J.
Diakui J ini adala pengalaman pertamanya mendapat calon pelanggan seperti ini.
"Baru pertama kali ini dapat pelecehan seksual. Ya kaget, ada saja begitu kan. Orang mau cari nyari duit dikerjainnya seperti itu," tandasnya.
"Ya semoga saja orang kayak gitu enggak ngerjain orang yang benar-benar nyari uang kayak ojol lainnya. Kan kasihan kalau yang benar-benar mata pencariannya ojol tapi dapat order kayak begitu," tambah J.
Kisah serupa pun pernah dialami oleh soerang driver ojol bernama Yusuf Bachatiar.
Mengutip laman Otomania.com yang melansir Tribunnews.com diungkapkan Yusuf mengalami nasib yang tidak mengenakan imbas terkena orderan fiktif.
Kejadian tersebut diketahui dari unggahannya di akun Instagram @yusufbachtiar17, pada Selasa (16/3/2021) silam.
Driver ojol yang bekerja sembari kuliah ini menyebut, peristiwa itu terjadi di Denpasar, Bali, Selasa (16/3/2021). Akibatnya ia harus kelihalangan uang sebesar Rp 400 ribu.
Menurutnya, orang yang membeli dan penjual jam tangan sudah berencana untuk menipunya.
Source | : | Otomania.com,Kompas.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar