GridPop.ID - Kecelakaan maut belum lama terjadi di di Tanjakan Pari di Dusun Paripurna, Desa Payungsari, Panumbangan, Ciamis.
Bus pariwisata yang mengangkut rombongan peziarah dari Balaraja, Tangerang, Banten mengalami kecelakaan hingga menewaskan 4 orang dan puluhan lainnya luka-luka.
Setelah terjadi kecelakaan, rupanya keberadaan sopir bus tak diketahui.
Kini, Polres Ciamis sudah mendeteksi keberadaan sopir bus PO Pandawa DK 7307 WA tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kapolres Ciamis, AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro, di lokasi kejadian pada Minggu (22/5/2022).
“Keberadaan sopir bus sudah terdeteksi. Setelah kami berkoordinasi, pihak perusahaan PO Pandawa bersedia menghadirkan pengemudi ke Polres Ciamis,” ungkapnya, seperti diberitakan TribunJabar.id, Minggu.
Namun, belum diketahui apa motif sang sopir menghilang.
“Apakah alasannya kabur atau ingin menyelamatkan diri dari kemungkinan amuk massa,” ujar dia.
Mengenai dugaan sopir kabur sesaat setelah kejadian, berdasarkan komunikasi antara pihak perusahaan dan sopir, kata Tony, sopir meninggalkan TKP karena khawatir akan diamuk massa oleh warga.
Sementara itu, korban kecelakaan bus peziarah di Ciamis mencurigai sopir bus lalai berkendara.
Korban yang merupakan warga Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, itu hendak berziarah ke sejumlah daerah di Jawa Barat menggunakan bus pariwisata.
Seorang korban, Agus Sukamto (51), menyebut kendaraan yang mengangkut mereka mestinya mampu melalui jalur terjal di Jawa Barat.
"Sebenarnya saya juga sudah ingatkan juga ke sopir, 'Pak sopir gimana terkait kendaraan?'."
"Kata sopir, 'Alhamdulilah, Pak, bisa ini'," ucap Agus di kediamannya di Kecamatan Sukamulya, Minggu, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Dia pun menduga kecelakaan tersebut bukan disebabkan rem blong.
Jika rem blong, kata Agus, sopir bakal menyadari hal tersebut begitu memasuki jalanan yang menurun.
Namun, sebelum kejadian, perjalanan mereka masih lancar saat mulai melintasi jalan menurun.
Di tengah perjalanan melintasi jalan menurun, Agus menduga sopir salah memindahkan persneling ke dua atau tiga, sehingga laju bus tak bisa ditahan.
"Ini mungkin mengalami error pada saat pemindahan gigi kendaraan itu. Kemungkinan pada saat itu berada di gigi dua atau tiga," kata Agus.
Seorang korban bernama Ny Solihat menjelaskan, rombongan wisata religi dari Balaraja tersebut berangkat dari Tangerang pada Jumat (20/5/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.
Mereka menggunakan dua bus dan tiap bus terisi penuh.
Rencananya, perjalanan dua hari, dari Tangerang langsung ke Cirebon, berikut ke Situ Lengkong Panjalu, terus ke Pamijahan, Tasikmalaya.
Baru beberapa saat berangkat dari Panjalu saat menuruni jalan Tanjakan Pari, menurut Ny Solihat, jalan bus seperti kurang terkendali dan cukup kencang.
“Penumpang jadi panik begitu sopir ngasih tahu rem busnya blong."
"Saya sama suami dan anak, kan, duduknya di jok paling depan. Ya, jelas panik. Banyak yang baca-bacaan, takbir."
"Jalannya, kan, menurun, kejadiannya mau Magrib," jelasnya, Sabtu, seperti diberitakan TribunJabar.id.
Laju bus yang tidak terkendali tersebut, katanya, baru terhenti setelah menabrak rumah warga.
Dilansir dari GridOto.ID, Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung memeriksa bangkai bus tersebut, (22/5/22).
Pemeriksanaan didampingi Dinas Perhubungan Ciamis dan anggota Satlantas Polres Ciamis.
Semua detail bodi hingga komponen diteliti untuk mencari penyebab kecelakaan.
Bahkan speedometer bus tersebut juga diamankan guna diperiksa lebih lanjut.
Objek yang diteliti tak hanya di foto tetapi juga di video untuk mendapatkan gambaran objektif penyebab kecelakaan.
Peristiwa yang menelan empat nyawa ini juga mendapat perhatian dari Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi.
Bahkan Budi Setiadi meninjau langsung lokasi kecelakaan di dusun Paripurna, Payungsari, Panumbangan, Ciamis tersebut, (22/5/22).
GridPop.ID (*)
Source | : | GridOto.com,Tribunnews.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar