GridPop.ID - Di detik-detik terakhir jelang keberangkatan, pasangan suami istri ini akhirnya ikut rombongan ibadah haji 2022.
Sebab seperti kita ketahui adanya pembatasan kuota jamaah, maka pelaksanaan ibadah haji 2022 diberi porsi.
Pasangan suami istri ini syok bukan main, keduanya dikabarkan oleh Pusat Informasi Haji (PIH) satu hari sebelum keberangkatan untuk ikut rombongan ibadah haji 2022.
Dilansir dari Sripoku.com, saat ditemui lima jam sebelum diterbangkan ke Arab Saudi, Sabtu (2/7/2022) pukul 18.00 di Gedung Madinah Asrama Haji Palembang, pasangan suami-istri (Pasutri) mengaku tidak menyangka bisa terbang menunaikan ibadah haji 2022.
Diakuinya, sesuai porsi haji yang dimilikinya, harusnya sudah berangkat haji tahun 2020 lalu, tapi ditunda karena pandami Covid-19 sehingga dijadwalkan 2022.
Lantaran ada pembatasan kuota, keduanya tidak masuk dalam jamaah haji 2022 dan masuk pada lembar calon jemaah haji cadangan dengan nomor urut 100 untuk kota Palembang.
Namun jelang satu hari akhir keberangkatan jamaah haji Embarkasi Haji Palembang, ungkap Riza, pukul 20.00, Rabu (29/6/2022) dirinya dihubungi petugas Pusat Informasi Haji (PIH) Kanwil Kemenag Sumsel bernama Asrul, yang menanyakan kesiapan dirinya untuk berangkat haji.
"Saya dan suami kaget dan bingung, mau jawab apa. Karena ajakan ini mendadak, Kita tidak punya kesiapan. Betul-betul mendadak," katanya.
Setelah minta pendapat kepada keluarga, semuanya menyerahkan keputusan kepada keduanya.
"Akhirnya, kami hubungi kembali Pak Asrul dan menyatakan tidak siap berangkat. Biar tahun depan (2023) saja berangkat," ujar Andi.
Masih diceritakan Riza Ismalia, usai Shalat Subuh, Kamis (30/6/2022), dirinya dihubungi saudara dan meminta agar menerima tawaran berangkat haji tersebut, dengan kondisi apapun.
"Katanya, ini panggilan Allah. Allah yang menggerakan pegawai kemenag malam-malam menghubungi kami, jadi jangan disia kan. Apalagi ini haji akbar karena wukuf jatuh hari jumat," kata Riza, menirukan nasihat saudaranya.
"Saya dibantu saudara, untuk menghubungi kembali Pak Asrul untuk meralat dan menyatakan bahwa saya dan suami bersedia berangkat. Alhamdulillah, Pak Asrul mau membantu," katanya.
Usai menyatakan kesediaan berangkat haji, pasangan ini dibackup saudaranya Andri Kartikasari dan suaminya, menyiapkan apa yang dibutuhkan. Termasuk untuk melakukan PCR Covid-19.
"Harusnya, tes PCR dan pengambilan koper haji bisa dilakukan setelah Visa sudah dikeluarkan Kedutaan Arab Saudi. Sementara, kamis siang visa baru akan diajukan dan baru diketahui keluar atau tidaknya, Jumat (1/7/2022) pukul 01.00. Artinya, kami juga belum ada jaminan bisa terbang. Petugas PIH di Kanwil kemenag juga masih memperjuangkannya," katanya.
Setelah diskusi dengan petugas PIH, kendati visa belum keluar, keduanya direkomendasikan melakukan PCR Kamis siang di RS Pelabuhan Boom Baru dan hasilnya diketahui pukul 21.00.
"Sebelum mengambil PCR, malam jumat kami mengambil koper. Alhamdulillah hasil PCR negatif," katanya.
Masih menurut Andi, pukul 04.00, Jumat (1/7/2022), saudaranya yang melakukan komunikasi secara intens dengan petugas PIH memberikan kabar, visa haji sudah keluar.
"Mendengar kabar itu, kami sedih dan menangis. Tidak percaya dan langsung sujud syukur," ujar Riza.
Usai mendapatkan kabar itu, mulai mengepakan pakaian.
"Semua isi tas dan perlengkapan haji, saudara kami yang melakukannya karena berpengalaman beberapa kali berhaji dan umrah. Kami tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan. Karena pukul 13.00, koper sudah sudah harus masuk asrama haji dan jemaah haji pukul 20.00 sudah harus masuk asrama karena Sabtu sudah harus duterbangkan ke Aarab saudi. Kami bersyukur dan siap melaksanakan ibadah haji," kata Andi, yang mengaku sudah pernah melaksanakan ibadah umrah.
Sebagai informasi dilansir dari Tribun Jabar, sebanyak 46 warga negara Indonesia atau WNI gagal beribadah haji lantaran ketahuan menggunakan visa tidak resmi hingga akhirnya dideportasi dari Arab Saudi.
Padahal, biaya yang telah mereka keluarkan tidak sedikit, antara Rp 200 juta dan Rp 300 juta agar bisa berangkat haji dengan jalur tanpa antre bertahun-tahun itu.
Tapi apes, niat mulia membayar mahal agar bisa menunaikan ibadah haji lewat kuota undangan Raja Arab Saudi, Raja Salman, akhirnya kandas.
Ke-46 jemaah itu gagal masuk Arab Saudi karena dari hasil pengecekan identitas jemaah tidak terdeteksi dan tidak cocok dengan pemeriksaan imigrasi. Para jemaah itu memang mengantongi visa haji.
Namun visa mereka justru diketahui berasal dari Singapura dan Malaysia, bukan Indonesia.
Sebagian jemaah mengaku mendapat tawaran haji furoda ini sejak akhir Mei lalu. Calon jemaah harus mengeluarkan biaya antara Rp200 juta hingga Rp300 juta agar bisa berangkat haji dengan jalur tanpa antre bertahun-tahun itu.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jabar,Sripoku.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar