GridPop.ID - Perselingkuhan menjadi pemicu rumah tangga pasangan ini retak.
Diketahui, wanita ini kepergok sudah 5 kali menyelingkuhi suaminya.
Suaminya pun tak terima hingga berniat menceraikan wanita yang berkhianat di belakangnya.
Namun, setelah si suami mendengar alasan kenapa istrinya berselingkuh, dirinya hanya bisa kicep dan pasrah.
Fakta mencengangkan pun terbongkar.
Dikutip oleh bangkapos.com dari media asing eva.vn, menjadi seorang istri tidaklah mudah, bahkan lebih sulit lagi bagi suami istri untuk saling menemani sampai akhir hayat.
Karena pernikahan apapun tidak mengalami kesulitan dan tantangan dan banyak pasangan yang tidak bisa mengatasinya, maka mereka harus menerima kisah nasib mereka, seperti kisah pasangan Tionghoa ini.
Tuan Vuong dan istrinya sudah saling kenal sejak mereka berdua masih sangat muda, ketika dia baru berusia 15 tahun.
Dengan penampilan yang tampan, istrinya jatuh cinta pada Tuan Vuong pada pandangan pertama dan keduanya dengan cepat menentukan hubungan cinta.
Setelah mencapai usia pencatatan pernikahan, keduanya melangsungkan pernikahan.
Berpikir bahwa cinta mereka indah, keduanya bisa bersama untuk waktu yang lama, tetapi kenyataannya berbeda.
Tidak lama setelah menikah, Tuan Vuong menemukan bahwa istrinya memiliki banyak pria simpanan di luar, dia berkencan satu demi satu.
Setelah mencapai usia pernikahan, Tuan Vuong dan istrinya mengadakan pernikahan.
Setiap kali dia ditangkap oleh suaminya, sang istri dengan tulus mengakui kesalahannya, berjanji untuk tidak melakukannya lagi, dan Tuan Vuong berhati lembut dan pemaaf.
Namun, insiden itu terus berlanjut dan secara total, Tuan Vuong "diselingkuhi" oleh istrinya 5 kali setelah 6 tahun menikah.
Pada kelima kalinya, Tuan Vuong tidak tahan lagi, jadi dia memutuskan untuk mengajukan cerai dengan istrinya.
Namun, sang istri bertekad untuk tidak menceraikan jika keluarga Tuan Vuong tidak memberikan hak asuh atas anak-anaknya.
Tetapi anak itu adalah garis hidup Tuan Vuong, keluarganya tidak pernah setuju untuk membiarkannya mengambil anak itu, sehingga perceraian antara keduanya menemui jalan buntu.
Sebelum reaksi suaminya, sang istri juga memiliki banyak perasaan untuk diungkapkan, seolah-olah dia adalah korban terbesar dalam pernikahan mati ini.
Dia mengatakan bahwa sejak menjadi istri keluarga Tuan Vuong, dia tidak pernah dihormati oleh keluarga suaminya, yang disebut "rumah" baginya seperti penjara dan dia selalu ingin keluar dari tempat itu.
Selain itu, dia juga menuduh suaminya melakukan kekerasan, bahkan saat dia hamil
“Suami saya selalu memukuli saya, bahkan ketika saya sedang hamil. Keluarga suami susah, ibu mertua mempersulit menantu untuk memiliki gula yang cukup, hari-hari saya tinggal di sana sangat sengsara," kata istri Pak Vuong.
Kemudian, Tuan Vuong mengalami kecelakaan mobil yang serius.
Setelah beberapa saat, kesehatannya pulih, tetapi dia tidak dapat lagi melakukan pekerjaan berat, sehingga sejak itu dia tidak dapat menemukan pekerjaan.
Sedangkan setelah melahirkan anak, pengeluaran rumah tangga meningkat.
Tanpa pilihan lain, Vuong harus memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah keluarga, dan pergi ke Guangzhou sendirian untuk mencari pekerjaan dan mengirim uang kembali ke keluarganya, meskipun dia belum menyelesaikan masa kurungannya.
Namun, Tuan Vuong tidak hanya tidak memahami kesulitan istrinya, tetapi juga menerima begitu saja bahwa istrinya menyediakan biaya hidup untuk suaminya dan keluarga suaminya.
Dia dan keluarganya tidak peduli seberapa keras istrinya bekerja, sendirian di negeri asing, tetapi hanya bekerja keras untuk meminta uangnya.
Mendengar apa yang dikatakan istrinya, Tuan Vuong hanya diam, secara implisit mengakui semuanya.
Hal ini membuat sang istri sangat sedih dan rindu untuk dicintai dan diperhatikan.
Karena itu, ketika diperlakukan dengan lembut oleh pria lain, peduli dan mendengarkan perasaan yang terkandung di dalam hatinya, sang istri mau tidak mau jatuh ke pangkuannya.
Sang istri juga tahu bahwa tindakannya salah, tetapi ketika dia mendengar suaminya mengajukan cerai, dia juga ingin mengatakannya sekaligus.
Adapun Tuan Vuong, ketika dia mendengar istrinya mengatakan itu, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dalam diam, secara implisit mengakui bahwa apa yang dikatakan istrinya adalah kebenaran.
Dia juga memahami kesulitan istrinya, tetapi sekarang semuanya telah sampai pada titik ini, tidak dapat diperbaiki, akhir dari keduanya hanyalah dua kata perceraian.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, salah satu faktor perselingkuhan adalah karena kebutuhan yang tidak terpenuhi
Terkadang, kebutuhan salah satu atau kedua pasangan akan keintiman tidak terpenuhi dalam suatu hubungan.
Keintiman tak hanya seksualitas saja, melainkan keintiman emosional, pengalaman, intelektual, dan spiritual.
Tidak adanya keterikatan di masing-masing keintiman membuat kebutuhan tidak terpenuhi dan berpotensi membuka peluang selingkuh.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Bangkapos.com,Eva.vn |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar