GridPop.ID - Akhirnya terjawab sudah penyakit yang selama ini menyerang Ruben Onsu hingga harus bolak-balik rumah sakit.
Lewat kanal YouTube Trans 7 Official pada Selasa (19/7/2022), Ruben Onsu mengungkapkan dirinya idap penyakit empty sella syndrome yang sempat membuatnya dilarikan ke ICU pada awal Juni 2022 hingga dirawat beberapa waktu.
"Kemarin itu aku sudah MRI, jadi ada bercak-bercak putih di bagian otak A, dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," kata Ruben Onsu dikutip dari Tribun Kaltim.
Suami Sarwendah itu pun sempat mengungkapkan beberapa gejala empty sella syndrome yang ia alami.
"Jadi Empty Sella Syndrome ada beberapa tingkat."
"Ada yang memang dia tidak kuat dalam suhu dingin, ada juga yang penglihatannya makin lama kayak pakai kontak lens jadi dia nggak bisa lama," terangnya.
Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr Viola Maharani Sp.S pun memberikan penjelasannya soal penyakit yang menyerang Ruben Onsu.
Dikatakannya, Empty Sella Syndrome adalah suatu kondisi di mana terjadi penyusutan dari kelenjar pituitary atau hipofisis.
Secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.
Kelenjar pituitary atau hipofisis berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita. Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.
Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.
Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan, maka satu atau lebih hormon tidak dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.
Viola menjelaskan, berdasakan pernyebabnya, penyakit Empty Sella Syndrome ini dapat dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder.
“Yang primer itu jika tidak ada penyebab lain yang mendasari,” kata Viola kepada Kompas.com, Kamis (22/7/2022).
Sementara itu, untuk penyebab sekunder yakni jika ada kondisi lain yang menyebabkan kelenjar pituitari menjadi menyusut atau tertekan.
Contoh penyebab sekunder penyakit Empty Sella Syndrome ini adalah pada kondisi pasca trauma kepala, adanya infeksi, tumor, intracranial hypertension dan lain-lain.
Apakah bisa sembuh?
Dijelaskan oleh Viola, pada dasarnya penyakit Empty Sella Syndrome ini masih bisa disembuhkan dengan mengatasi penyebab serta gejala-gejalanya.
“Untuk primary Empty Sella Syndrome yang tidak menimbulkan gejala apa-apa, tidak perlu dilakukan terapi apa-apa,” kata dia.
Sementara itu, untuk yang sekunder dan bergejala, maka pengobatan tentu akan mencakup penyebab dasarnya.
Jika pasien memiliki penyebab dasar penyakit infeksi atau tumor, maka dokter tentu akan mengatasi atau menangani masalah utama penyebabnya itu.
Selanjutnya, pasien juga akan diberikan terapi substitusi hormonal sesuai hormon apa yang bermasalah pada tubuh pasien dengan Empty Sella Syndrome ini.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Kaltim |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar