GridPop.ID - Berbagai upaya dilakukan pihak berwajib untuk mengungkap motif dan kronologi sebenarnya yang menewasakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Tim kedokteran forensik Rumah Sakit Bhayangkara R Said Sukanto pun telah mengambil swab penis dan anus Brigadir J.
Hasilnya pun mengejutkan!
Diketahui sebelumnya, Putri Candrawathi melaporkan Brigadir J atas dugaan kasus pelecehan seksual yang ternyata tidak terbukti.
Pasalnya, dalam autopsi pertama yang dilakukan pada 8 Juli 2022, tidak ditemukan sel sperma maupun air mani.
Ini membuktikan tidak ada ejakulasi, memperlemah dugaan bahwa terjadi pelecehan seksual oleh Brigadir J kepada Putri Candrawathi di Rumah Dinas Duren Tiga.
Laporan itu akhirnya dihentikan oleh Bareskrim Polri, karena tidak terbukti adanya tindak pidana.
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan, kemungkinan istri Ferdy Sambo bisa dijerat pidana karena membuat laporan bohong soal dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J.
Namun, pihaknya menyerahkan nasib Putri kepada timsus Polri.
"Nanti kita serahkan kepada timsus keputusannya seperti apa," kata Agus Andrianto seperti dikutip Tribunnews.com, Sabtu (13/8/2022).
Dalam pemeriksaan, Ferdy Sambo yang kini sudah berstatus sebagai tersangka kemudian menyampaikan cerita berbeda.
Seolah-olah ia panik karena skenarionya gagal.
Menurut Ferdy Sambo, ia membunuh Brigadir J karena emosi atas tindakan sang ajudan yang sudah mencoreng harkat dan martabat keluarganya.
"FS (Ferdy Sambo) mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah dapat laporan PC (Putri Candrawathi), istri Ferdy yang mendapatkan tindakan yang melukai harkat martabat keluarga di Magelang oleh almarhum Yosua," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, di Mako Brimob, Kamis (11/8/2022).
Dalam bahasa yang ia sampaikan itu, terdengar berbeda dengan keterangan Putri Candrawathi yang mengaku mendapatkan pelecehan seksual.
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, pun mencurigai kejanggalan.
Jika memang Putri Cndrawathi mendapatkan pelecehan seksual, mana mungkin sebagai seorang suami dan Jenderal Ferdy Sambo masih membiarkan istrinya dikawal Brigadir J.
"Jadi, (mantan) Kadiv Propam (Ferdy Sambo) ini menggali kebohongan untuk menutup kebohongan," kata Kamaruddin Simanjuntak.
Jika memang terjadi pelecehan di magelang, kata Kamaruddin, kenapa Ferdy Sambo tidak memerintahkan kabid Propam Polda Jawa Tengah untuk menangkap Brigadir J saat itu.
"Malah istrinya dikawal dengan baik dan tidak masalah sampai Jakarta," kecam Kamaruddin.
"Itu ngawur. Itu karena dia sudah terpojok, sudah tak bisa ngomong apa-apa lagi. maka, dia ciptakan lagi alibi-alibi lainnya yang lebih konyol," lanjutnya.
Sebagai tambahan informasi seperti yang dikutip dari Tribun Palu, kini muncul motif lain terkait tewasnya Brigadir J.
Dalam unggahan akun TikTok @holtemontea84, terlihat Deolipa Yumara menyinggung mengenai LGBT terkait kasus pembunuhan Brigadir J.
“Ya kita serah terima perasaan, untung saja saya sama dia (Bharada E) bukan LGBT, bukan cowok sama cowok ya kan, mangkanya saya nggak jatuh cinta sama siapa ini Bharada E,” ujar Deolipa Yumara, mantan pengacara Bharada E.
Hal ini membuat publik semakin penasaran terkait motif dewasa yang disebut-sebut menjadi alasan Ferdy Sambo membunuh Brigadir J.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Palu |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Veronica S |
Komentar