"Di mall tuh cuma ada dua parkiran khusus, yaitu khusus perempuan dan khusus difabel. Kok lo mau disamain sama difabel, hah?" lanjutnya.
Dalam video tersebut, Patra juga menjadikan tindakan kekerasan seksual sebuah lelucon yang ditertawakan oleh penonton pertunjukannya.
Bagi Patra, tindak pelecehan seksual tidak berpotensi terjadi di parkiran mobil.
Materi stand up comedy Patra Gumala tersebut sontak menjadi diskusi sengit di media sosial soal apa urgensi dari parkir khusus perempuan.
Sebenarnya parkir khusus perempuan pertama kali dibuat demi menjaga keamanan pengendara perempuan di tempat publik.
Jika banyak netizen yang setuju bahwa kekerasan seksual tidak mungkin terjadi di ruang terbuka seperti parkiran, data yang ada menunjukkan sebaliknya.
Melansir Kompas.com, Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA), yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi dan komunitas, yakni Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Yayasan Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (Jakarta Feminist), dan Dear Catcallers Indonesia, pada akhir 2021 menemukan pelecehan seksual masih banyak terjadi di ruang publik fisik (luring).
Survei Pelecehan Seksual di Koalisi Ruang Publik selama Pandemi Covid-19 di Indonesia tersebut dilaksanakan secara nasional selama 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) pada November-Desember 2021.
Pengambilan data ini didukung oleh Rutgers WPF Indonesia dan diikuti lebih dari 4.000 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan survei tersebut, lokasi peristiwa pelecehan seksual paling banyak terjadi di ruang publik seperti jalanan umum atau taman (70 persen responden) dan kawasan permukiman (26 persen).
Selain itu, pelecehan seksual juga terjadi di transportasi umum, termasuk sarana dan prasarananya (23 persen); toko, mal, dan pusat perbelanjaan (14 persen); dan tempat kerja (12 persen).
Source | : | Parapuan.co |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar