Mardani juga mengungkapkan bahwa anak sulungnya itu sempat teriak minta tolong.
"Katanya sempat teriak, anak saya sempat teriak (minta tolong)," kata Mardani.
"Dia teriak, ‘Opah, tolongin aku opah’," lanjutnya.
Disebutkan bahwa anak berusia 10 tahun itu memanggil-manggil kakeknya, yang akrab disapa dengan panggilan opah.
"Karena kan yang sering antar jemput opahnya. Dia teriak, ‘Opah, opah’ mungkin pas habis lihat opahnya jemput itu dia istirahat keluar, lihat opahnya tadi kali. Sempat ngelihat opahnya jemput dia (adiknya) makanya teriak-teriak, 'Opah, opah, opah’," tutur Mardani.
Jenazah Abdul kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, lalu dimakamkan pada hari itu juga.
"Kalau untuk muka masih utuh, masih senyum. Badan ada bekas ban. Paha kiri sobek," tutur Mardani.
Abdul juga disebut tidak mau pergi ke sekolah dalam dua hari belakangan sebelum peristiwa terjadi. Alasannya karena mengantuk.
"Paginya (korban) juga enggak mau sekolah juga. Pas paginya itu," ujar Mardani.
Senada dengan Mardani, Ulpia juga menyampaikan bahwa buah hatinya enggan masuk sekolah.
Namun, Ulpia meminta anaknya agar tetap masuk sekolah.
Source | : | Kompas.com,Tribun Bekasi |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar