Sebelum pulang, lanjut Ahmad Taufan Damanik, dia kemudian mengobrol santai dengan teman-temannya.
Namun, lanjut dia, tanpa persetujuan ada yang merekam dan memposting obrolan tersebut.
Menurutnya, perbuatan tersebut tidak etis.
"Anyway, saya kecewa karena kok jurnalis bekerja seperti itu. Tapi sudah lah, apalagi sudah menjadi konsumsi publik," kata Taufan ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (5/9/2022).
Terkait pernyataannya yang menyebut Ferdy Sambo bos mafia, Taufan menjelaskan bahwa yang dimaksudnya adalah Sambo mampu mengendalikan puluhan polisi bahkan yang di luar kendalinya (Reskrim) serta melakukan rekayasa obstruction of justice.
Menurutnya hal tersebut luar biasa.
"Kata mafia kurang tepat kalau di publik, itu kan istilah obrolan informal sesama teman. Sayangnya direkam dan diposting," kata Taufan.
Di wawancara lain, kata Taufan, ia menggambarkan kelompok Sambo seperti tumor yang menggerogoti institusi Polri dan penegakan hukum.
"Makanya Kapolri harus berani ambil tindakan tegas membuang semua elemen tumornya," kata dia.
Taufan mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu jadwal untuk menyerahkan rekomendasi ke pemerintah dan DPR RI.
Salah satu poin rekomendasi tersebut, kata dia, adalah reformasi kelembagaan.
"Ke Presiden dan DPR RI kami akan rekomendasikan soal reformasi kelembagaan (Polri)," kata Taufan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnews.com,Warta Kota |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar