GridPop.ID - Pemeriksaan terhadap tersangka pembunuhan Brigadir J yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi memasuki babak baru.
Setelah proses rekonstruksi, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi akan diperiksa dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan atau lie detector yakni uji polygraph.
Kabar ini dikonfirmasi oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Ditirpidum) Bareskrim Polri Brigjen Andir Rian.
Ia menerangkan jika pihaknya telah mengatur jadwal pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
“Iya terjadwal (Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi),” kata Andi seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Andi Rian menjelaskan jika akan ada satu sosok yang bakal diperiksa bersama dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Sosok dimaksud adalah Susi asisten rumah tangga Ferdy Sambo.
“PC, saksi Susi dan FS. Jadwalnya sampai hari Rabu,” ucap dia.
Sementara untuk tiga tersangka lain di kasus pembunuhan berencana Brigadir, yakni Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf (asisten rumah tangga Sambo) telah terlebih dahulu.
Sementara itu melansir dari Tribun-Timur.com, diungkapkan cara kerja Lie Detector atau alat pendeteksi kebohongan.
Andi Rian menyebutkan pemeriksaan menggunakan alat tersebut dilakukan untuk menguji kejujuran para tersangka yang terlibat dalam kasus ini.
"Hanya untuk menguji tingkat kejujuran tersangka dalam memberikan keterangan," ucapnya.
Andi menyebut pemeriksaan dengan lie detector itu akan dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Dikutip dari How Stuff Works, lie detector atau uji poligraf adalah instrumen yang memantau reaksi fisiologis seseorang
Meski demikian, alat itu tidak mendeteksi kebohongan, melainkan apakah perilaku menipu sedang ditampilkan.
Lie detector pada dasarnya merupakan gabungan dari alat kesehatan yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi pada tubuh.
Saat seseorang ditanyai tentang peristiwa atau kejadian tertentu, pemeriksa melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan aktivitas elektrodermal (keringat, dalam hal ini jari-jari) orang tersebut berubah dibandingkan dengan tingkat normal.
Karena itu, ketika seseorang melakukan tes polograf, empat hingga enam sensor akan dipasang di tubuhnya.
Fluktuasi mungkin menunjukkan bahwa orang tersebut menipu, tetapi hal itu akan ditafsirkan kembali oleh pemeriksa.
Uji poligraf paling sering dikaitkan dengan investigasi kriminal, tetapi beberapa pengusaha sektor swasta juga meminta calon pekerjanya untuk menjalani tes poligraf.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun-timur.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar