GridPop.ID - Tim khusus (timsus) Polri terus mendalami kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Terbaru, Putri Candrawathi akan menjalani pemeriksaan menggunakan alat lie detector pada Selasa (06/09/2022).
Tidak sendiri, asisten rumah tangganya, Susi yang ikut dari Magelang, Jawa Tengah, juga akan diperiksa menggunakan lie detector.
Kabar ini telah dikonfirmasi oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi saat dihubungi, Selasa (6/9/2022).
"(Hari ini) PC dan Susi (diperiksa dengan lie detector)," katanya, dikutip dari Tribunnews.com.
Andi menyebut pemeriksaan dengan lie detector itu akan dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Sementara itu, Andi mengungkapkan rencananya untuk tersangka Ferdy Sambo juga akan diperiksa menggunakan lie detector.
Namun, pemeriksaan kepada Ferdy Sambo akan dilakukan pada Rabu (7/9/2022).
"Rencananya seperti itu (Ferdy Sambo diperiksa dengan lie detector besok)," ucapnya.
Lantas, bagaimana cara kerja alat lie detector?
Melansir dari Kompas.com, lie detector atau uji poligraf adalah instrumen yang memantau reaksi fisiologis seseorang.
Meski demikian, alat itu tidak mendeteksi kebohongan, melainkan apakah perilaku menipu sedang ditampilkan.
Lie detector pada dasarnya merupakan gabungan dari alat kesehatan yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi pada tubuh.
Saat seseorang ditanyai tentang peristiwa atau kejadian tertentu, pemeriksa melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan aktivitas elektrodermal (keringat, dalam hal ini jari-jari) orang tersebut berubah dibandingkan dengan tingkat normal).
Karena itu, ketika seseorang melakukan tes polograf, empat hingga enam sensor akan dipasang di tubuhnya.
Fluktuasi mungkin menunjukkan bahwa orang tersebut menipu, tetapi hal itu akan ditafsirkan kembali oleh pemeriksa.
Uji poligraf paling sering dikaitkan dengan investigasi kriminal, tetapi beberapa pengusaha sektor swasta juga meminta calon pekerjanya untuk menjalani tes poligraf.
Ketika tes poligraf dimulai, penanya mengajukan tiga atau empat pertanyaan sederhana untuk menetapkan norma bagi sinyal orang tersebut.
Kemudian pertanyaan-pertanyaan nyata yang diuji oleh poligraf ditanyakan.
Sepanjang pertanyaan, semua sinyal orang tersebut direkam pada kertas bergerak.
Baik selama dan setelah tes, pemeriksa poligraf dapat melihat grafik dan apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan.
Secara umum, perubahan yang signifikan (seperti detak jantung yang lebih cepat, tekanan darah yang lebih tinggi, peningkatan keringat) menunjukkan bahwa orang tersebut berbohong.
Ketika pemeriksa terlatih menggunakan poligraf, ia dapat mendeteksi kebohongan dengan akurasi tinggi.
Namun, karena interpretasi pemeriksa bersifat subjektif dan setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap kebohongan, tes poligraf tidak sempurna dan dapat dikelabui.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar