"Maka dukungan stakeholders dengan berbagai program dan kebijakannya sangat diperlukan, untuk melindungi masyarakat dalam produksi dan konsumsi," tuturnya.
Mengingat, secara catatan statistik petani Kalsel sudah lama menanam beras lokal.
"Sekitar 90 persen beras lokal ditanam di Kabupaten Banjar dan Batola, sementara 70 persen beras lokal ditanam di kabupaten lainnya yang ada di wilayah Kalsel," terangnya.
Jadi menurutnya lagi, kekuatan beras lokal memang sangat dominan di Kalsel.
Rusdiansyah menyebutkan, ada beberapa keuntungan dengan tersedianya beras lokal.
Pertama, untuk konsumsi sendiri karena rasa dan selera yang cocok dengan masyarakat.
Kedua, harga saat panen dan bahkan saat puncak panen selalu lebih tinggi dari HPP.
Ketiga, mudah dijualbelikan atau lebih liquid.
Keempat, beras lokal yang jadi stok, bila kadar air sudah sangat rendah maka harganya lebih mahal lagi.
Rusdiansyah berharap, gagal panen saat ini bisa segera teratasi dan tidak berlangsung lama.
"Langkah-langkah untuk menghadapi kondisi seperti ini seperti membiasakan konsumsi beras unggul, itu juga alternatif yang humanis," pungkasnya.
Source | : | GridPop.ID,Banjarmasinpost |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar