GridPop.ID - Harga sembako beras di Pesawaran mengalami kenaikan.
Kenaikan harga sembako beras mencapai Rp 9.200 per kilogram.
Ahmad pedagang beras di Pasar Gedong Tataan Pesawaran menjelaskan penyebab harga sembako beras.
Melansir dari Tribun Lampung, harga beras naik diawali dari kenaikan harga dari pabrik yang ada di Pesawaran.
Kenaikan harga beras yang semula di Bulan September lalu Rp 8.800 per kilogram, kini naik Rp 400.
Sehingga di bulan Oktober ini harganya menjadi Rp 9.200 per kilogram.
Ia mengatakan alasan dari naiknya harga beras tersebut dikarenakan ada beberapa areal persawahan di Pesawaran dan Pringsewu yang mengalami gagal panen.
Mengingat kendala tersebut menjadi faktor utama dari kenaikan harga beras.
Namun dirinya mengatakan jika naiknya harga beras pun masih tetap membuat stok beras di kiosnya masih mencukupi.
"Kebutuhan kan ada yang sebagian naik ya, jadi harga beras yang naik juga masyarakat juga maklum, soalnya kebutuhan, walaupun masih ada yang kaget beras makin naik," ucap Ahmad.
Dalam sehari beras jenis Rojolele miliknya bisa menghabiskan stok 70 kg hingga 1 ton beras.
Sama halnya dengan Yudi pemilik pabrik penggilingan beras di Sukamulya Gedong Tataan, ia memang mengakui jika ada kenaikan beras dari harga semula yang telah beredar.
Ia menjelaskan jika petani yang melakukan transaksi penjualan beras di pabrik miliknya mengeluhkan jika hasilnya tidak maksimal.
"Karena hasilnya enggak banyak sih yang jadi soal," ucap Yudi.
Ia menjelaskan jika tonase beras yang masuk ke dalam pabrik berbeda dengan beras yang keluar.
Pasalnya dari musim panen usai, ia menyebut tonase beras yang ditampung di pabriknya sebanyak 200 ton.
Namun justru yang dikeluarkan berbeda dengan tonase yang dihasilnya.
"Karna yang dikeluarkan lebih dari yang pemasukan," ucap dia.
Baca Juga: Update Harga Sembako: Pemerintah Jamin Harga 9 Bahan Pokok Stabil Meski Beras Cenderung Naik
Dengan harga padi yang dibeli petani hanya Rp 4.500 per kilogram gabah.
Kemudian pun kualitasnya juga menurun, sehingga ia katakan menjadi persoalan dari kenaikan beras tersebut.
"Karena mereka ada yang mengeluhkan langkanya pupuk, terus kualitasnya jelek, kemudian sawahnya jadi rusak, sebab tidak semua petani ikut dalam program kelompok tani, masih banyak yang tidak ikut," ujar Yudi.
Dari pabriknya tersebut jenis beras yang dominan tersedia adalah beras jenis Rojolele.
Namun dirinya pun memiliki stok beras premium dengan kualitas yang baik, dan beras premium tersebut dikirim kepada agen-agen di Pesawaran maupun luar daerah.
Sebagai tambahan informasi seperti yang dikutip dari Wartakotalive.com, Presiden Jokowi pun memerintahkan Mendag Zulkifli Hasan untuk mengawasi harga sembako beras.
“Presiden Jokowi menyampaikan kepada saya, Kementrian Perdagangan harus menjaga stabilisasi harga pangan tersedia. Harga terjangkau. Terutama sembilan bahan pokok: beras, telur, ayam, cabe, daging, dan lain-lain itu harga harus stabil. Tidak boleh naik,” ucapnya Rabu (13/10/2022).
Menurut Zulhas, untuk harga sembako yang sedikit naik adalah beras.
Kenaikan tersebut terjadi pada harga rata-rata beras medium pada periode Juli-September 2022 dengan kenaikan di atas harga eceren tertinggi (HET).
Baca Juga: Harga Sembako Cabai Keriting dan Cabai Rawit Hari Ini, Rabu 12 Oktober 2022, Turun Segini di Pasar!
Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur untuk jenis medium di level Rp9.834 per kg atau sudah melebihi HET Rp9.450 per kg.
Zulhas menyatakan, peristiwa di negara lain kini mempengaruhi stabilitas pangan di Indonesia.
Dia juga mengingatkan, Dana Moneter Internasional (IMF) sudah memberi warning tentang ancaman krisis pangan.
“Apa yang terjadi di belahan dunia manapun akan mempengaruhi kita. IMF sudah mewanti-wanti akan ada resesi dan juga krisis energi serta krisis pangan. Tentu kita kena dampaknya,” ujarnya.
Baca Juga: Daftar Harga Telur Ayam Terbaru se-Indonesia, Aceh Paling Murah Rp 23.967, Berapa di Daerahmu?
GridPop.ID (*)
Source | : | Wartakotalive.com,Tribun Lampung |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar