GridPop.ID - Pantas saja pasangan suami istri ini tak kunjung dikaruniai anak, ternyata ada yang salah saat mereka berhubungan badan.
Seperti diketahui bahwa agar wanita dapat hamil, maka pasangan suami istri lazimnya melakukan hubungan badan.
Tapi, kisah menggelitik justru dilakukan pasangan pengantin baru ini lantaran mengira udel adalah organ reproduksi.
Melansir Tribun Jateng, Dokter Boyke yang merupakan seksolog menceritakan kisah seorang suami yang masih SMP dan begitu polos kala melakukan hubungan suami istri.
Melalui kanal YouTube Vindes belum lama ini, Dokter Boyke mengisahkan pengalamannya saat sedang bekerja di sebuah puskesmas.
Kala itu, ia menghadapi pasien anak SMP yang melakukan hubungan seks melalui udel.
Diakui sang seksolog, hal tersebut merupakan pengalaman pertamanya dalam menghadapi permasalahan soal seks.
"Jadi pertama kali saya kenal mengenai problematika seks itu adalah ketika datang pasien anak SMP kelas 2 itu sudah nikah, pernikahan dini," terang Dokter Boyke.
Itulah sebabnya Dokter Boyke menentang keras pernikahan dini.
"Dia bilang 'Kok istri saya sudah 2 tahun gak hamil hamil, padahal saya kalau berhubungan tuh sampai perut istri saya sakit'. Saya bilang 'Sakit apanya?' 'Sakit udelnya'," kenang pakar seksolog tersebut.
"Makanya saya paling anti pernikahan dini."
Lebih lanjut, Dokter Boyke pun memeriksa pusar si anak perempuan.
Ternyata pasangan pengantin cilik yang ditangani Dokter Boyke belum paham tentang organ reproduksi.
"Jadi saya sampai periksa udelnya, karena dia gak tahu organ reproduksi itu musti masuknya ke situ, karena masih kelas 2 SMP, masih kecil-kecil anaknya," kata Dokter Boyke.
Kejadian tersebut membuat Dokter Boyke berpikir bahwa pendidikan seks begitu penting.
"Itu sampai udelnya merah," terang Dokter Boyke.
Ia lantas menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia pada pengantin cilik tersebut.
Seperti diketahui bahwa pernikahan dini memang kerap terjadi.
Padahal, pernikahan di usia yang masih dini tidak dianjurkan.
Melansir Kompasiana.com, dampak pernikahan dini yaitu:
1. Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
2. Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Istri Baru 9 Hari Lahiran, Pria Ini Malah Tega Berhubungan Seks dengan Wanita Lain
3. Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang
4. Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim)
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompasiana.com,Tribun Jateng |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar