Hal ini karena rambut memiliki fase alami pertumbuhan, yakni anagen, catagen, dan telogen.
Sebagai informasi, anagen adalah fase saat rambut bertumbuh dan bertambah panjang. Fase ini bertahan selama 2 hingga 6 tahun.
Setelah itu, rambut memasuki fase catagen atau fase istirahat dan berhenti bertumbuh selama 2 hingga 3 minggu.
Kemudian, rambut akan memasuki fase telogen, yakni rontok dan digantikan oleh folikel rambut baru. Pertumbuhan rambut baru biasanya terjadi pada 2 hingga 3 bulan usai masa telogen.
Namun, rontoknya rambut menjadi tidak lazim ketika kalian menemukan lebih dari 100 helai rambut yang terlepas dari kulit kepala dalam sehari.
Pada saat menyisir atau keramas, kalian dapat memperoleh segumpal atau segenggam rambut yang rontok.
Apabila mengalami hal tersebut, bisa jadi kalian mengalami telogen effluvium, yakni kondisi kerontokan rambut parah.
Pada telogen effluvium, rambut yang rontok bisa mencapai lebih dari 100 helai per hari.
Lama-kelamaan, rambut kalian semakin menipis dan terlihat bagian-bagian kepala yang mengalami kebotakan.
Dikutip dari berbagai sumber, terdapat beberapa hal yang bisa memicu kerontokan rambut parah.
Beberapa penyebab kerontokan rambut parah di antaranya adalah stres fisik dan emosional serta perubahan hormon dalam tubuh.
Kerontokan rambut parah juga bisa berasal dari kekurangan gizi akibat diet ketat, anemia, baru sembuh dari penyakit, mengidap penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, serta efek samping dari obat-obatan tertentu seperti pil KB atau antidepresan.
Selain telogen effluvium, kerontokan rambut juga bisa disebabkan oleh penggunaan produk kimia seperti zat pewarna dan pelurus rambut, serta kebiasaan menggunakan alat-alat styling rambut dengan temperatur tinggi, seperti hair dryer dan catokan.
Kebiasaan tersebut bisa memicu kerapuhan batang rambut. Dengan demikian, rambut rontok meski tidak dari akarnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar