GridPop.ID - Lonjakannya cukup ekstrem, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kasus Covid-19 saat ini mulai mengkhawatirkan.
Beberapa hari terakhir tercatat jumlah kenaikan kasus Covid-19 per hari mulai mencapai 4.000 pada 1 November, yakni sebanyak 4.707 kasus.
Kenaikan tersebut semakin konsisten, bahkan mendekati angka 5.000 pada 3 November, yakni sebanyak 4.951 kasus.
Padahal, sebelumnya kasus harian konsisten berkisar di angka 2.000-3.000 kasus.
"Situasi mengkhawatirkan ya. Ini dampak dari penyebaran subvarian Omicron XBB yang sebenarnya bergantung dari modal imunitas," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).
Ia mengatakan, untuk terlindung dari penularan subvarian Omicron XBB, sedianya masyarakat sudah harus mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Permasalahannya saat ini masih banyak masyarakat yang belum memperoleh vaksin booster.
Kalaupun masyarakat sudah ada yang memperoleh vaksin booster, masa penyuntikannya telah lewat dari enam bulan.
Hal itu mengakibatkan berkurangnya kemampuan vaksin booster membentuk imunitas sehingga potensi penularan kembali terjadi.
Menurut Dicky, pemerintah pusat dan daerah terlihat lalai dalam menjaga masa transisi saat ini sehingga kasus Covid-19 kembali melonjak.
Selain terlihat dari lonjakan kasus, hal itu terlihat pula dari peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam sepekan terakhir.
Angka kematian akibat Covid-19 semakin meningkat dari kisaran 30 menjadi 42 orang pada 3 November.
Karena itu, pemerintah harus mengebut vaksinasi booster untuk menghadapi subvarian Omicron XBB.
"Dan pemerintah harus bisa menjamin bahwa perilaku atau upaya kegiatan di masa transisi ini tidak menimbulkan mudahnya terjadi penyebaran. Ini bicara seberapa disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, pengaturan kapasitas, kombinasi WFH dan WFO," ujar Dicky.
"Selain itu, kemampuan saranan layanan kesehatan dalam mendeteksi kasus juga perlu ditingkatkan mengingat angka kematian yang tengah meningkat," tutur dia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs web tanggap Covid-19 DKI Jakarta (corona.jakarta.go.id), kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota saat ini berada di angka 10.053 pasien.
Perinciannya, sebanyak 9.406 orang menjalani isolasi mandiri dan 647 pasien dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19. Kemudian, sebanyak 15.639 orang dilaporkan meninggal dunia dan 1.425.428 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
Diberitakan GridPop.ID sebelumnya, pada Kamis, 20 Oktober 2022, Zoe Health Study yang berbasis di Inggris telah mengidentifikasi gejala Covid-19 paling umum saat ini.
Hal ini berdasarkan informasi lebih dari empat juta orang yang melaporkan gejala melalui aplikasi Zoe Covid.
Menurut analisis terbaru, seperti dilansir laman resmi, gejala umum Covid-19 bervariasi, tergantung status vaksinasi dan berapa banyak dosis yang disuntikkan.
Gejala umum pada orang divaksin lengkap
Berikut peringkat gejala Covid-19 pada orang yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin:
-Sakit tenggorokan
-Pilek
-Hidung mampet
-Batuk terus-menerus
-Sakit kepala.
Gejala umum pada orang divaksin satu dosis
Pada orang-orang yang baru menerima dosis pertama vaksin Covid-19, peringkat gejala umum yang menyerang antara lain:
-Sakit kepala
-Pilek
-Sakit tenggorokan
-Bersin
-Batuk terus-menerus.
Gejala umum pada orang tanpa vaksin
Tak berbeda jauh, berikut peringkat gejala umum yang dilaporkan terjadi pada orang tanpa vaksin Covid-19:
-Sakit kepala
-Sakit tenggorokan
-Pilek
-Demam
-Batuk terus-menerus.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar