Upacara Tarub ditandai dengan memasang berbagai macam daun dari berbagai tanaman dan sesaji di antaranya pisang raja, kembang telon, tumpeng robyong, tumpeng gundhul, tumpeng megana, nasi liwet, jajan pasar.
Selain itu juga dilengkapi dengan sepasang pohon pisang raja yang sudah berbuah satu tundun, kelapa, pohon padi, tebu, daun beringin dan daun dhadhap srep.
Upacara Tarub bisa dilaksanakan pagi hari atau sore hari diawali dengan doa oleh seluruh keluarga dan tamu undangan.
2. Upacara Nyantri
Di pernikahan modern, upacara Nyantri sudah jarang dilakukan, namun terkadang disajikan secara sekilas.
Tradisi ini dijalani oleh calon pengantin laki-laki. Sehari atau tiga hari sebelum upacara ijab dilaksanakan, calon pengantin laki-laki sudah diserahkan kepada orang tua calon pengantin perempuan.
Setelah diterima oleh orang tua calon pengantin perempuan, kemudian calon pengantin laki-laki dititipkan di rumah saudara.
3. Upacara Siraman
Rangkaian pernikahan adat Yogyakarta berikutnya yaitu upacara Siraman untuk mengawali merias calon pengantin.
Upacara Siraman merupakan lambang untuk membersihkan lahir maupun batin calon pengantin, sehingga ketika dirias, maka wajahnya akan bersinar dan beraroma wangi.
Tahap ini biasanya dilakukan oleh pinisepuh, khususnya orang yang mempunyai cucu atau anak dan mempunyai budi pekerti yang baik, dengan tujuan dimintai berkahnya.
Beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain air, kembang setaman, konyoh 5 warna, landha merang, santen kanil, air asam, kelapa tua, kain/jarik. Siraman diakhiri dengan memecah kendhi.
Source | : | Kompas.com,TribunSolo |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar