Gumpalan abu Gunung Semeru mencapai ketinggian 50.000 kaki (15 kilometer), kata Badan Meteorologi Jepang.
Badan Meteorologi Jepang sampai memberi peringatan dini bencana tsunami usai erupsi Gunung Semeru.
Meski demikian, Peneliti Bencana Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Dr Ir Amien Widodo, MSi mengatakan, erupsi yang terjadi saat ini tidak akan sampai ke lautan.
Dia menepis pemberitaan mengenai kewaspadaan Jepang akan tsunami akibat erupsi Gunung Semeru.
"Tidak ada kemungkinan sampai tsunami ataupun letusan yang sampai lautan," ungkap Pakar Geologi ITS ini, dilansir Kompas.com dari Surya.co.id.
Amin menjelaskan, gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai pada bibir pantai.
"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga enggak mungkin karena energinya berkurang," tegasnya.
Menurutnya, pemicu tsunami terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di Pasifik.
"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di Pulau Tonga," lanjutnya.
Untuk saat ini, status Gunung Semeru paling akurat hanya bisa diberikan pos pantau.
Terbaru, Jepang mencabut peringatan kemungkinan tsunami yang dipicu oleh erupsi Gunung Semeru di Indonesia, Minggu (4/11/2022).
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan,Tribun Timur |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar