Orang-orang di sana bisa merayakan Natal di mall, atau bisa juga di kolam renang, atai di tempat-tempat yang sejuk agar tidak kepanasan.
Sehari setelah perayaan Natal, mereka biasanya melakukan olahraga kriket, semacam olahraga baseball.
Perayaan Natal identik dengan pohon natal yang dibuat dari pohon cemara.
Melansir Kompas.com, pohon Natal diperkenalkan di Inggris pada awal abad ke-19 dan dipopulerkan pada pertengahan abad tersebut oleh Pangeran Albert- suami Ratu Victoria yang lahir di Jerman.
Dikutip BBC, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837-1901 saat Ratu Victoria masih menduduki kursi kerajaan. Ratu Victoria dan Pangeran Albert diketahui merupakan penggemar berat Natal.
Sebelumnya, orang-orang menaruh pohon-pohon kecil di atas meja. Namun saat pohon berukuran besar dari Norwegia bisa dimasukkan ke rumah dan menaruhnya di lantai.
Sejak 1947, Norwegia kerap mendonasikan pohon Natal ke London sebagai tanda terima kasih karena telah membantu mereka selama Perang Dunia II.
Meski tradisi pohon Natal dipopulerkan Ratu Victoria di Inggris pada pertengahan abad ke-19, tradisi tersebut tiba lebih dulu di Amerika Utara pada abad ke-17 melalui para pemukim Jerman. Kendati demikian, kepopuleran tersebut baru mencapai puncaknya pada abad ke-19.
Selain Amerika dan Inggris, tradisi pohon Natal juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.
Di Tiongkok dan Jepang, pohon Natal diperkenalkan para misionaris Barat pada abad ke-19 dan ke-20. Dekorasinya pun menggunakan desain kertas yang rumit.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,bobo |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar