Ia bahkan hanya mengetahui banyak memiliki saudara, tanpa tahu lebih rinci info lainnya termasuk kontak yang bisa dihubungi.
Hal tersebut karena sang ibu selalu marah setiap ditanya tentang hal tersebut.
"(Kalau ditanya) pasti marah, jadi aku berpikir pasrah aja dengan kondisi sekarang," kata Tiko.
Semenjak ditinggal ayahnya pergi, ibu Eny menyambung hidup dengan uang tabungan hingga menjual perabot rumah.
Selain itu, ibu Eny sempat berjualan gorengan dengan dibantu Tiko.
"Dulu mama masih mau usaha goreng-gorengan, kue, aku keliling komplek, muter ngejualin itu," ujar Tiko dikutip dari Rumpi Trans tv.
Setahun setelah kepergian ayahnya, listrik dan air di rumah mewah yang selesai dibangun tahun 1999 itu diputus karena menunggak pembayaran.
Pemuda berusia 23 tahun itu akhirnya bertahan hidup dengan lilin sebagai penerangan saat malam hari.
Sedangkan air, Tiko dan ibu Eny memperoleh bantuan dari tetangga.
"Di sebelah rumah ada beberapa bengkel furnitur, ada sanyo, pompa, paling aku sama mama ngambil seember, seember ke rumah, lingkungan peduli sebenarnya," ucap Tiko.
Mengutip Surya.co.id, belakangan ini Tiko bekerja sebagai satpam komplek di tempatnya tinggal.
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar