Perlu diketahui, penerima akan memperoleh manfaat hingga Rp 4,2 juta.
Kenaikan yang cukup besar terjadi pada biaya pelatihan senilai Rp3,5 juta.
Insentif pasca pelatihan yakni Rp 600 ribu yang diberikan sekali, dan insentif survei sebesar Rp 100 ribu diberikan dua kali.
Lantas apa saja pelatihan offline yang bisa diikuti peserta?
Melansir Kompas.com, Airlangga menerangkan bahwa pelatihan akan berdurasi lebih panjang yaitu minimal 15 jam.
"Hal baru yang baru yaitu, saat skema semi bansos (tahun lalu) pelatihan online minimal 6 jam, sekarang ditingkatkan menjadi 15 jam," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/1/2023).
Adapun untuk pelatihan yang dilakukan secara langsung atau luring (offline) akan diutamakan bidang-bidang tertentu, antara lain keterampilan yang masuk dalam kriteria Indonesia critical occupation list menurut studi World Economic Forum (WEF).
"Kemudian juga terkait dengan future of job, juga dengan research online," imbuhnya.
Bidang pelatihan yang akan diikuti secara offline itu di antaranya yakni pendidikan terkait dengan bisnis, seperti digital marketing, data specialist, manajer logistik, surveyor, dan desain grafis.
Lalu sektor manufaktur, seperti pelatihan untuk manajer produksi, manajer operasi, ahli teknik industri dan produksi, inspektur keselamatan kesehatan dan kualitas, serta ahli kesehatan dan kebersihan lingkungan kerja.
Kemudian pada bidang ekonomi kreatif antara lain pelatihan desain grafis, desain layout, animator.
Sementara pada bidang teknik, seperti pelatihan untuk teknisi jaringan dan sistem komputer, serta power plant operator.
"Juga di bidang pertanian diberikan pelatihan skill farmer.
Di bidang jasa, diberi pelatihan termasuk untuk kurir, pengantar paket, serta di hospitality pelatihan terkait kebersihan, stock keeper, dan lain-lain," tutup Airlangga.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jambi |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar