GridPop.ID - Tips hidup terbebas dari penipuan online ini penting untuk diketahui.
Penipuan online memang belakangan marak terjadi sehingga bagi orang-orang yang tak tahu bisa langsung tertipu.
Nah, agat bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan, kita perlu tahu modus penipuan online seperti apa yang marak terjadi di era digital kayak gini seperti yang dilansir oleh cewekbanget.id dari Nextren:
1. Phising
Phishing adalah salah satu modus penipuan online yang paling umum ditemukan di era digital sekarang ini.
Ini adalah bentuk penipuan yang dilakukan melalui email atau pesan teks yang dikirim kepada individu atau organisasi.
Model pesan yang digunakan dalam phishing beragam banget! Mulai dari lowongan kerja, undian dengan hadiah besar, hingga pesan dari kenalan yang dianggap dapat dipercaya.
Dalam pesan phishing, kita biasanya akan diminta untuk mengklik link yang diberikan dalam pesan tersebut, yang akan mengarahkan kita pada situs tertentu.
Nantinya kita akan digiring untuk mendaftarkan diri pada situs tersebut.
Nantinya, data-data pribadi yang dimasukkan akan dicuri dan digunakan untuk mengambil akses ke rekening bank, kartu kredit, atau uang digital lainnya.
Untuk mencegah terjadinya phishing, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti memastikan kredibilitas alamat pengirim pesan.
Baca Juga: Ingin Naik Pelaminan Tahun 2024, Tina Toon Tunda Pernikahan dengan sang Kekasih karena Hal Ini
Apabila email atau teks dikirim oleh keluarga atau kerabat yang dikenal, segera hubungi dan cek kebenaran kabarnya sebelum memasukkan data apa pun.
Selain itu, jangan pernah memberikan informasi pribadi atau keuangan melalui email atau pesan teks yang enggak dikenal, serta jangan pernah mengklik link yang dikirim oleh pengirim yang enggak dikenal, ya!
2. Sniffing
Sniffing adalah modus yang digunakan oleh penipu untuk mengintip atau menyadap data yang dikirimkan melalui jaringan komputer.
Dalam penipuan ini, penipu dapat mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi login dari komputer atau perangkat mobile yang terhubung ke jaringan yang enggak aman.
Para penipu juga dapat menggunakan perangkat lunak atau alat yang disebut "sniffer" untuk memantau jaringan dan menangkap data yang dikirimkan melalui jaringan tersebut.
Sniffer dapat digunakan untuk menangkap data yang dikirimkan melalui protokol jaringan yang umum seperti TCP/IP atau HTTP.
Dalam beberapa kasus bahkan penipu dapat menguasai perangkat pengguna dengan menggunakan berbagai modus seperti kiriman paket.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan akses serta menguasai perangkat korban-korbannya dan mencuri data-datanya.
Untuk mencegahnya, pastikan untuk selalu mengakses jaringan yang aman dan menghindari jaringan yang enggak dikenal atau enggak dapat dipercaya.
Selain itu, jangan mengklik sembarangan link atau tautan yang enggak jelas untuk menghindari hal yang enggak diinginkan.
3. Pharming
Pharming adalah modus penipuan online yang digunakan untuk mengambil informasi pribadi pengguna dengan memasang malware di komputer atau perangkat mobile.
Dalam pharming, penipu akan mengarahkan lalu lintas situs ke alamat web yang dibuat untuk menyerupai situs penting dan sering dikunjungi.
Penipu akan membuat situs yang mirip dengan situs-situs penting, seperti bank, e-commerce, atau situs pemerintah, dengan tujuan untuk mengarahkan target ke situs tersebut.
Setelah masuk ke situs tersebut, malware yang telah dipasang dapat mengakses atau menyadap aplikasi yang ter-install dan mencuri data-data pribadi.
Untuk mencegah pharming, pastikan untuk selalu memeriksa alamat web yang dikunjungi dan pastikan untuk mengetahui alamat web asli dari situs yang sering dikunjungi.
Selain itu, pastikan untuk selalu mengupdate perangkat lunak dan aplikasi yang digunakan.
Enggak ketinggalan memasang perangkat lunak anti-malware yang dapat mendeteksi dan menghapus malware yang ada di perangkat.
4. Money Mule
Money mule adalah metode penipuan yang digunakan penipu untuk mengalihkan dana yang diperoleh melalui kegiatan ilegal.
Contohnya seperti pencucian uang, penipuan ke rekening bank atau akun e-wallet yang dimiliki oleh individu.
Baca Juga: Apa Hukumnya Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Senin Kamis? Begini Kata Buya Yahya
Penipu biasanya akan mencari individu yang membutuhkan uang atau yang ingin menghasilkan uang tambahan dengan menawarkan pekerjaan atau investasi yang terlihat menguntungkan.
Setelah individu tersebut mendaftar, penipu akan meminta mereka untuk menyediakan informasi rekening bank atau akun e-wallet.
Para penipu akan mengarahkan dana yang diperoleh melalui kegiatan ilegal ke rekening tersebut.
Individu yang terlibat dalam money mule seringkali enggak menyadari bahwa mereka sedang terlibat dalam kegiatan ilegal dan dapat dijerat hukum jika ditangkap oleh pihak berwajib.
Untuk mencegah terkena penipuan money mule, pastikan untuk enggak memberikan informasi rekening bank atau akun e-wallet kepada siapapun yang enggak dikenal atau enggak dapat kita percaya.
Selain itu, jangan tergiur dengan tawaran kerja atau investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dan selalu cek kebenaran dari sumber yang menawarkan.
5. Social Engineering
Social engineering adalah metode yang menggunakan teknik manipulasi atau pemalsuan untuk mengambil informasi pribadi atau dana dari individu.
Penipu menggunakan berbagai trik psikologis atau teknologi untuk mengelabui target dan mengambil keuntungan dari kepercayaan korbannya.
Social engineering biasanya dilakukan agar korban memberikan One Time Password alias OTP, dan ini sering ditemukan di aplikasi perbankan atau dompet digital.
Pelaku penipuan akan menggunakan metode yang dapat memengaruhi psikologis korban, sehingga korban enggak sadar akan memberikan data atau informasi sensitif seperti OTP.
Untuk mencegah terkena penipuan social engineering, pastikan untuk enggak memberikan informasi pribadi atau dana kepada siapapun yang enggak dikenal atau enggak dapat dipercaya.
Selain itu, jangan tergiur dengan tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dan selalu cek kebenaran dari sumber yang menawarkan.
Cara Hindari Penipuan Belanja Online
Dilansir dari laman kompas.com, Ninja Xpress membagikan enam tips untuk membantu pembeli agar terhindar dari penipuan:
1. Pastikan toko tersebut memiliki rating yang baik
Sebelum berbelanja online, pastikan kamu sudah melihat performa toko tersebut dengan mengecek rating dan membaca review pembeli. Namun kamu juga harus teliti karena terkadang masih ada praktik brushing.
Brushing adalah pemalsuan performa toko mulai dari jumlah pesanan, rating, jumlah pengikut dan lain sebagainya untuk mendapatkan kepercayaan dari pembeli baru. Filter review dengan melihat foto-foto pembeli untuk mengurangi kemungkinan adanya brushing.
2. Waspada terhadap tawaran dan harga yang terlalu menggiurkan.
Kamu patut curiga jika menemukan tawaran ataupun harga yang terlalu menggiurkan. Tawaran dapat berupa harga barang yang murah, diskon yang terlalu besar, produk gratis dan layanan tambahan lainnya yang jika dicermati lagi tidak masuk akal.
3. Pastikan kamu tahu cara melakukan refund atau pengembalian barang
Baca syarat dan ketentuan pengembalian barang sebagai antisipasi jika barang yang diterima tidak sesuai atau rusak. Pastikan kamu juga memahami seluruh syarat dan ketentuannya dan bertanyalah ke penjual jika masih ada yang tidak kamu pahami.
4. Waspada jika ada yang meminta data pribadi
Kamu harus waspada jika ada yang meminta kode OTP (kata sandi sekali pakai), PIN, user login baik secara langsung ataupun melalui link tertentu. Tidak ada alasan bagi orang lain untuk menanyakan data personal. Link website tersebut bisa saja palsu dan sekali kamu memasukkan data pribadi, bisa jadi seluruh akses kamu sudah diambil alih.
5. Waspada dan teliti barang yang dikirimkan
Jika ada transaksi pembelian ataupun mendapat kiriman hadiah, teliti dahulu informasi pengirim dan informasi isi barang tersebut. Apakah sesuai dengan pihak di mana kamu melakukan transaksi? Apakah informasi barang yang dibeli atau dihadiahkan sesuai.
Pastikan kamu dapat menghubungi si pengirim jika ada ketidaksesuaian karena jasa pengiriman biasanya tidak dapat mengetahui dengan pasti isi paket.
6. Waspada kepada orang mengaku dari lembaga atau perusahaan tertentu
Penipu dapat mengaku dari bank, e-commerce, jasa ekspedisi, hingga fintech. Terkadang penipu bahkan dapat mengaku sebagai kenalan atau keluarga korban baik melalui sms, chat Whatsapp, dan pesan di media sosial. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Cewekbanget |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar