Dilansir artikel Kompas.com, selama beberapa waktu, memiliki anak dipandang sebagai kebutuhan, bahkan kewajiban, bagi sebagian pasangan.
Menjadi orangtua dianggap sebagai tahap kedewasaan dan fase hidup yang wajib dilalui.
Namun beberapa tahun belakangan, pendapat tersebut tidak lagi dominan dengan semakin banyaknya orang memilih childfree.
Di sisi lain, sebagian besar orang masih ingin menjadi orangtua, dengan berbagai cara, untuk melengkapi kebahagiaan dalam hidupnya.
Jadi, mana yang lebih bahagia, menjadi orangtua atau childfree?
Dean Burnett, ahli saraf dari Science Focus menilai pertanyaan ini amat kompleks karena faktor individu yang berpengaruh.
"Karena faktor individu akan memainkan peran besar dalam keputusan Anda dan bagaimana hal itu akan berhasil bagi Anda," terangnya.
Akan tetapi, ada beberapa hal umum yang terjadi di otak saat kita memiliki anak dan menjadi orangtua.
Pada tahap awal, ketika bayi baru lahir, kebahagiaan akan terasa sangat intens, khususnya bagi ibu.
Proses melahirkan dan menyusui menyebabkan sistem sarafnya dibanjiri oksitosin, 'hormon bahagia', yang memperkuat ikatan emosional dan menyebabkan kita mengalami lebih banyak kesenangan dengan hubungan pribadi yang dijalani.
Emosi yang dialami orangtua ketika memiliki anak akan jauh lebih kuat, dibandingkan childfree.
Hal serupa juga berlaku untuk ayah dan tipe orangtua lainnya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Muria |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar