Mariam bukan tak mau berhenti hamil, tapi dokter mengatakan bahwa pil KB justru akan membahayakannya.
Hidup Mariam semakin runyam tatkala suaminya malah pergi meninggalkannya usai kelahiran anaknya yang ke-44.
"Saya tumbuh dengan air mata, suami membuat saya menderita," kata Mariam.
"Sepanjang hidup, saya habiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mencari uang," tambah dia.
Mariam sebagai orang tua tunggal setiap hari banting tulang mencari uang.
Bahkan ia rela mengerjakan semua pekerjaan asalkan menghasilkan uang.
"Ikan atau daging adalah makanan mewah bagi kami," ujar Mariam.
Saking susahnya, anak tertua Mariam, Ivan Kibuka harus berhenti sekolah untuk ikut banting tulang menghidupi adik-adiknya.
"Ibu amat sibuk, pekerjaan membuat dia amat lelah."
"Kami membantu sebisa kami, seperti memasak, mencuci, tetapi sebagian besar beban keluarga masih ditanggunggnya," kata Ivan (23).
Kini, masalah utama Mariam adalah menyediakan rumah yang lebih luas bagi tempat tinggalnya dan anak-anaknya.
Source | : | Suar.id,Serambinews.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar