GridPop.ID - Kelakuan anak lelaki ini saat tengah malam membuat orang tuanya syok.
Pasalnya anak lelaki ini masih tidur dengan ibunya padahal sudah pubertas.
Saat mengetahui apa yang dilakukan putranya, ibu ini pun terkejut.
Privasi menjadi salah satu pertimbangan bagi para orangtua saat memisahkan kamar tidur untuk anaknya.
Namun, beberapa orangtua tidak memisahkan tempat tidur anak untuk memperkuat hubungan keluarga atau karena keterbatasan tempat.
Seperti kisah yang satu ini, perempuan bernama Tieu Na ini telah tidur seranjang dengan putranya sejak anak itu berusia lima tahun.
Delapan tahun kemudian, sang ibu terkejut dan malu ketika melihat tindakan tiba-tiba putranya saat tengah malam.
Dilansir Tribun Style dari Saostar pada tahun 2022 lalu, Tieu Na adalah seorang orangtua tunggal.
Setelah lima tahun melahirkan seorang putra, Tieu Na, memutuskan untuk menceraikan suaminya karena kehidupan pernikahanya selalu bermasalah dan pertengkaran.
Hal itu membuat putra mereka selalu malu-malu, tidak berani berkomunikasi dengan siapa pun.
Sejak saat itu, Tieu Na berjuang untuk membesarkan anaknya seorang diri.
Karena bocah lima tahun itu sangat pemalu dan tidak berani tidur sendiri, Tieu Na harus mengganti ranjang kecilnya menjadi ranjang ganda dan tidur dengannya.
Kebiasaan ini berlanjut hingga 8 tahun kemudian, yaitu saat anaknya Tieu Na berusia 13 tahun.
Suatu hari di tengah malam, ibu tiba-tiba terbangun karena suara air mengalir di toilet.
Takut anaknya akan bernasib buruk, Tieu Na segera mendekat dan bertanya.
Melihat ke kamar mandi, Tieu Na sangat terkejut melihat putranya mencuci pakaian dalamnya.
Dia segera bertanya kepada putranya mengapa dia mencuci di tengah malam dan bukan besok pagi atau waktu lain yang sesuai.
Namun, jawaban putranya membuat Tieu Na sangat terkejut dan menyesal.
"Saya tidak sengaja mengompol," kata anak itu.
Kata-kata itu seperti pukulan yang menyadarkan Tieu Na.
Dia segera mengerti masalahnya, anak laki-laki akan memasuki masa pubertas, tubuh mereka akan memiliki reaksi fisiologisnya sendiri.
Tentu saja, Tieu Na sekarang sadar sepenuhnya bahwa berbagi tempat tidur dengan anaknya tidak lagi pantas.
Cara terbaik adalah orangtua harus memperhatikan untuk melatih kebiasaan tidur terpisah anak-anak mereka sejak usia muda, untuk menghindari situasi yang memalukan.
Kapan Usia yang Tepat Melatih Anak Tidur Sendiri?
Untuk melatih kemandirian dan keberanian anak, orangtua bisa mengajarkan anak untuk tidur sendiri.
Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Terkadang ada anak yang tidak mau tidur sendiri karena sudah terbiasa tidur dengan orangtuanya.
Ada juga anak yang tetap memilih tidur bersama orangtuanya karena merasa takut sendirian di kamar.
Psikolog anak Jovita Maria Ferliana menjelaskan, untuk anak yang usianya di atas dua tahun memang lebih sulit untuk dilatih tidur sendiri.
Sebab anak sudah mengenal pola terbiasa tidur bersama orangtuanya.
“Treatment yang dilakukan jadinya harus rutin dan penjelasan juga harus lebih sering,” kata Jovi saat dihubungi Kompas.com.
Ia menambahkan, idealnya anak dilatih untuk tidur sendiri di usia empat bulan hingga sembilan bulan.
Dalam jurnal penelitian dikatakan usia tersebut adalah waktu paling baik.
Alasannya karena anak sudah melewati fase tiga bulan pertama yang harus diberi ASI secara intens.
Memasuki usia empat bulan, biasanya waktu pemberian ASI sudah lebih longgar sehingga anak bisa tidur lebih nyenyak.
Melatih anak tidur sendiri sedini mungkin membuat anak lebih terbiasa sejak awal. Sehingga saat anak tidur di kamar sendiri di usia satu atau dua tahun tidak ada masalah.
“Tapi memang kembali lagi lihat kondisi keluarga, enggak bisa saklek. Mungkin saja dalam satu rumah ruangannya terbatas sehingga tidak mungkin untuk sleep training,” imbuh Jovi.
Jika kondisinya demikian, maka yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah co-sleep training atau tidur bersama dengan anak di dalam ruangan yang sama tapi tempat tidurnya terpisah.
Di sisi lain, ada pula orangtua yang merasa tidak tega jika harus melatih anaknya tidur sendiri di bawah usia satu tahun.
Menurut Jovi, hal itu tidak masalah untuk dilakukan.
Orangtua bisa mulai melatih anaknya tidur sendiri di usia tiga tahun. Selain itu, orangtua juga harus meyakinkan diri bahwa anaknya bisa tidur sendiri.
Sebab terkadang, anak sebenarnya tidak masalah tidur sendiri tapi orangtua merasa ‘berat’ sehingga menunda untuk melakukan sleep training.
Baca Juga: 'Istighfar', Tangis David Pecah Saat Siuman, Memori Soal Penganiayaan Mario Dandy Menghantui
Bila kondisinya demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua. Pertama, pastikan kamar anak adalah ruangan yang aman. Singkirkan benda-benda yang mungkin bisa melukai anak.
Kedua, gunakan baby monitor atau CCTV sehingga orangtua bisa langsung mengontrol kondisi anak.
Selain itu, orangtua juga bisa sesekali menengok anak saat sedang tidur di kamarnya sendiri.
“Tapi jangan terlalu sering karena bisa menganggu tidur anak,” kata Jovi.
Bagi orangtua yang siap melakukan latihan tidur pada anak, ada satu hal yang perlu diingat yaitu bangun fondasi rasa aman sebelum anak terbiasa tidur sendiri. Jangan langsung meninggalkan anak di kamar karena bisa menimbulkan trauma.
Orangtua harus melakukan latihan tidur secara perlahan. Misalnya ikut tidur di awal bersama anak lalu setelah anak pulas baru ditinggal ke kamar.
Bisa juga mengajak anak mendesain kamarnya sendiri sesuai dengan keinginannya. Dengan begitu anak memiliki rasa kepemilikan terhadap kamar sehingga mau tidur sendiri.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar