"Harus gaji karyawan harus bayar warung. Perusahaan enggak mau tahu. Namanya tenaga enggak makan enggak ada kekuatan," jelas Dian.
Pengerjaan Masjid Raya Sheikh Zayed dilakukan 2021-2022.
Bahkan ada mandor yang sengaja kabur sehingga gaji pekerja proyek dan uang makan tidak dibayarkan.
"2020 awal pengerjaan sampai 2022 banyak yang mental. Setelah bayaran ada yang kabur. Karyawan enggak dibayar warung enggak dibayar. Harus mencari kekurangan dimana," jelasnya.
Ia pun harus mondar-mandir dari Solo mendatangi satu persatu rumah para mandor nakal itu.
Ada sebagian yang mengangsur, tapi jumlahnya tak banyak.
Bila beruntung, sekali datang, ada mandor yang mengangsur Rp 1 juta.
Tapi ada juga yang ribet saat ditagih.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya. Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana. Mau enggak mau saya tetap tagih," tuturnya.
Saat ini Dian mengaku belum berniat menempuh jalur hukum.
"Ada komitmen makanya saya tempuh jalur kekeluargaan. Saya sudah sabar ya gimana lagi," jelasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar