"Kalau Sabtu enggak full (kerjanya). Biasanya untuk pergi kemana kurang tahu senengan e dekne (kesenangan dia) gimana gak tahu, tapi dari dulu dia senengane makannya di warung Pakem, kulineran itu loh, dulu sama temen-temennya di sana," jelasnya.
Heri menjelaskan, A adalah seorang ibu yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Kecemasan Heri semakin menjadi-jadi sebab tak ada kontak handphone dari teman A yang dapat dihubungi untuk melacak keberadaan A.
"Saya tidak punya nomor hp temannya, karena nomor temannya di hp dia (A) semua," ungkapnya.
Heri lantas mencurigai mantan suami putrinya sebagai pelaku pembunuhan.
Ia menduga mantan menantunya itu memiliki dendam karena diceraikan oleh korban.
"Ini ada gandeng cenengnya (ada hubungannya) sama mantan suaminya karena diceraikan. Kalau diusut sepertinya itu, dendam karena dia diceraikan," papar Heri seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Ia mengetahui bahwa anaknya berinisial A meninggal dunia pada pukul 02.00 WIB.
Saat itu dirinya dihubungi oleh pihak Polsek Keraton untuk segera datang ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Jam 2 pagi dari Polsek Keraton, disuruh ke Rumah Sakit Bhayangkara. Sudah enggak enak aku.
Sempat tanya kenapa A, tapi dijawab sudah ke sana saja. Aduh kenapa ini," kata dia.
Source | : | Kompas.com,Tribunjogja.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar