Kasih sayang yang diberikan oleh kakeknya Nabi Muhammad SAW merasa terhibur dan dapat melupakan kemalangan nasibnya terhadap kematian ibunya.
Keadaan ini tidak lama berjalan. Sebab, baru saja berselang 2 tahun ia merasa terhibur di bawah asuhan kakeknya,
akan tetapi kakeknya yang baik hati itu meninggal pula dalam usia 80 tahun.
Nabi Muhammad SAW ketika itu baru berusia 8 tahun.
Meninggalnya Abdul Muthalib itu, bukan saja merupakan kesedihan besar bagi Nabi Muhammad SAW tetapi juga merupakan kemalangan bagi segenap penduduk Makkah.
Akibat meninggalnya Abdul Muthalib itu, penduduk Makkah kehilangan seorang pemimpin dan tokoh yang bijaksana, berani, cerdas dan pejuang yang tidak mudah mencari gantinya.
Abdul Muthalib pernah berwasiat pengasuhan Muhammad berlanjut kepada anak-anaknya, paman-paman dari Nabi Muhammad.
Diasuhlah Nabi Muhammad oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Kesungguhan dia mengasuh Nabi serta kasih sayang yang dicurahkannya ini, tidaklah kurang dari apa yang diberikan kepada anaknya sendiri.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Tegas Tolak Saat Dilobi untuk Tutupi Kejahatan sebuah Keluarga Terpandang
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Pontianak,Sosok.id |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar